Wahyu menegaskan upaya mendatangi Kemenag Kabupaten Semarang karena pengelola sekolah tidak mau diajak diskusi.
Bahkan upaya untuk melakukan klarifikasi, hanya ditemui oleh bagian Humas sekolah, sehingga tidak menghasilkan keputusan.
Orangtua siswa lain, Yulia Dwi Susanti, berharap sekolah memiliki kepedulian dengan memberi keringanan.
"Saya berharap uang buku dan infaq per bulan itu dipertimbangkan lagi, syukur bisa gratis," paparnya.
Baca juga: Bupati Banyumas Akan Copot Kepala Sekolah yang Tarik Pungutan dari Wali Murid
"Tentu keberatan karena saat ini masa Covid-19, beberapa orangtua juga menjadi korban PHK atau kehilangan pekerjaan. Kami berharap agar sekolah peka, kami dulu menyekolahkan ke sekolah negeri dengan pertimbangan lebih murah namun sekarang kok malah memberatkan," terang Yulia.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Semarang, Saefudin, saat dihubungi menyatakan akan meminta keterangan sekolah tersebut.
"Nanti kami panggil dulu untuk kami konfirmasi. Sifatnya kami akan menyelesaikan permasalahan ini secepatnya," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.