Waktu istirahat bagi petugas pengirim logistik dan masyarakat tergantung dari kerbau.
Ketika kerbau menemukan kubangan dengan air yang cukup banyak, kerbau pasti berhenti, berendam dalam lumpur sekaligus makan tanaman muda di sekitarnya.
‘’Jadi kalau dari Desa Bungayan kita berangkat pukul 08.00 Wita, sampai Wa’Yagung itu pukul 18.00 Wita. Jalanan lumpur dan memang hanya bisa pakai tenaga kerbau untuk mengangkut barang kita,"lanjut Rusli.
Baca juga: Rasakan Langsung Masalah Warga, Bupati Luwu Utara Bermalam di Desa Terpencil
Gambaran ini menjadikan KPU Nunukan nelangsa, butuh waktu dan tenaga ekstra untuk menempuh Wa’Yagung sementara anggaran yang dimiliki untuk biaya transportasi sama dengan daerah lain.
Rusli mengatakan, butuh perhatian serius dari semua yang memiliki kebijakan, desa dengan jumlah DPT sekitar 128 orang menurut data 2019 ini masih demikian tradisional, namun demikian demi hak pilih, maka tantangan tersebut menjadi tugas yang diembankan di pundak KPU.
"Kami tidak punya pilihan. Wa’Yagung dengan segala kondisinya memang tantangan berat, tapi mereka memiliki hak suara yang sama dan dijamin konstitusi negara ini."katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.