PAMEKASAN, KOMPAS.com - Sunarmi tidak dapat menahan emosinya karena tiga sampai empat kali dalam sehari, harus memutar kampung mencari anaknya yang sudah tidak kerasan di rumahnya.
Ia harus menyisir beberapa rumah tetangganya untuk menemukan anaknya.
Ia juga harus menunda pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, seperti memasak, mencucui, memberi pakan ternak dan pergi ke ladang mengurusi pertanian.
Suatu hari, ia mendapati anaknya yang sudah duduk di bangku SD kelas 2 di SDN Tebul Barat, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, sedang berkumpul dengan teman-temannya.
Mereka lagi asyik bermain game online di gawainya.
Baca juga: Player PUBG Mobile Dipolisikan Atas Dugaan Penghinaan Agama
Sunarmi langsung mengajak anaknya pulang.
Sejak pagi, anaknya sudah pergi untuk bermain. Bahkan, belum sempat sarapan, sudah menghilang dari rumahnya.
"Kalau urusan bermain, anak saya lupa makan, lupa mandi dan sampai lupa mau pulang," ujar Sunarmi, kepada Kompas.com, Jumat (17/7/2020).
Setibanya di rumah, Sunarmi melanjutkan kebiasannya, memarahi anaknya.
Karena tak dapat mengendalikan emosinya, ponsel yang dibuat bermain game online anaknya, diambilnya kemudian dibanting hingga rusak.
"Anak saya sudah kecanduan game hp sejak sekolahnya ditutup. Sehari-hari kegiatannya bermain dari pagi sampai malam," kata Sunarmi.