Dia mencoba mencari berbagai peluang usaha yang bisa dikerjakan dan mendatangkan penghasilan.
Misalnya pada masa awal pandemi, ada anjuran agar masyarakat menyediakan tempat cuci tangan di depan rumah.
Berangkat dari anjuran tersebut, suami dari Suwarni (46) ini berpikir untuk berjualan tempat air untuk cuci tangan.
Setelah melakukan survei di beberapa tempat, Kariyono memilih menyediakan tempat air untuk cuci tangan yang berbeda dari lainnya.
Dia memilih gentong air berbahan tanah liat yang dipasarkan kepada masyarakat.
Agar menarik peminat, gentong air itu diukis dan diberi kran air pada sisi tepi bagian bawah.
Gentong yang dilukis dan diberi kran air dihargai antara Rp 100.000 - Rp 150.000.
"Pertama kali yang saya lakukan melukis gentong air dan memberinya kran. Alhamdulillah, hasilnya lumayan," kata Kariyono.
Namun, usaha Kariyono menjual tempat air untuk cuci tangan dari gentong lambat laun mulai sepi.
Setelah berjalan kurang lebih satu bulan, penjualan dan pemesanan gentong air turun drastis.
Manfaatkan gentong rusak
Di tengah surutnya penjualan gentong air, seorang tetangganya tiba-tiba datang ke rumah dengan membawa gentong bekas yang sudah rusak.