Salin Artikel

Job Manggung Hilang karena Corona, Kariyono Temukan Rezeki Melimpah dari Gentong Bekas

Kondisi itu menjadi pukulan telak bagi Kariyono yang sejak 20 tahun lebih menjalani profesi sebagai host atau pemandu acara hiburan atau pun resepsi pernikahan.

Saat ditemui Kompas.com di rumahnya, pria yang akrab disapa Ari Kodel itu mengaku kelimpungan karena profesi yang dijalaninya turut terkena dampak pandemi.

Padahal sebagian besar kebutuhan keluarganya ditopang dari honor sebagai MC.

Kariyono menuturkan, sebelum pandemi Covid-19, dia biasa diminta membawakan acara musik dangdut, campursari, atau pun hajatan pernikahan.

Dalam sepekan Kariyono bisa naik panggung 3-4 kali.

Pengguna jasanya sebagian kecil di wilayah Kabupaten Jombang dan mayoritaas di Lamongan dan Gresik.

Namun, kata bapak dua anak itu, sejak awal April 2020, dirinya praktis menjadi pengangguran karena seluruh jadwal manggung di berbagai acara dibatalkan.

"Waktu muncul corona, job manggung batal semua. Sampai akhirnya ya jadi pengangguran," ungkap Kariyono, Jumat (10/7/2020).

Gentong Lukis

Kehilangan pekerjaan membuat Kariyono berpikir keras agar perekonomian keluarganya tidak sampai goyah.


Dia mencoba mencari berbagai peluang usaha yang bisa dikerjakan dan mendatangkan penghasilan.

Misalnya pada masa awal pandemi, ada anjuran agar masyarakat menyediakan tempat cuci tangan di depan rumah.

Berangkat dari anjuran tersebut, suami dari Suwarni (46) ini berpikir untuk berjualan tempat air untuk cuci tangan.

Setelah melakukan survei di beberapa tempat, Kariyono memilih menyediakan tempat air untuk cuci tangan yang berbeda dari lainnya.

Dia memilih gentong air berbahan tanah liat yang dipasarkan kepada masyarakat.

Agar menarik peminat, gentong air itu diukis dan diberi kran air pada sisi tepi bagian bawah.

Gentong yang dilukis dan diberi kran air dihargai antara Rp 100.000 - Rp 150.000.

"Pertama kali yang saya lakukan melukis gentong air dan memberinya kran. Alhamdulillah, hasilnya lumayan," kata Kariyono.

Namun, usaha Kariyono menjual tempat air untuk cuci tangan dari gentong lambat laun mulai sepi.

Setelah berjalan kurang lebih satu bulan, penjualan dan pemesanan gentong air turun drastis.

Manfaatkan gentong rusak

Di tengah surutnya penjualan gentong air, seorang tetangganya tiba-tiba datang ke rumah dengan membawa gentong bekas yang sudah rusak.


Sambil berkelakar, tetangganya itu menanyakan apakah Kariyono bisa membuat gentong yang rusak menjadi menarik dan memiliki nilai jual.

"Awalnya ada tetangga datang membawa gentong rusak. Dia berkata apa tidak mungkin gentong ini dijadikan pemandangan yang menarik," ungkap dia.

Kelakar itu kemudian dijawab oleh Kariyono. Berbekal bakat seni yang dimilikinya, dia berhasil membuat miniatur air terjun dalam gentong yang sudah rusak.

Selain miniatur air terjun, dinding dalam gentong juga dilukis.

Sejak itu Kariyono mulai mengembangkan usaha dan mengasah kemampuan seni rupa yang dimilikinya.

Dia mengumpulkan gentong bekas atau pun yang sudah rusak dari warga.

Gentong bekas itu kemudian diubah menjadi miniatur air terjun atau destinasi wisata alam di berbagai daerah yang dilengkapi lukisan panorama alam.

"Saya menyebutnya miniatur. Ide dasarnya wisata alam nusantara dan penekanan saya memang menampilkan dan memperkenalkan kekayaan alam di Indonesia," kata Kariyono.

Pantauan Kompas.com, terdapat beberapa miniatur yang sudah selesai dikerjakan oleh Kariyono dan siap dikirimkan kepada pemesannya.

Miniatur yang sudah selesai, antara lain miniatur destinasi wisata Banyu Mili Wonosalam dan Gunung Pucangan Kabupaten Jombang, serta Gunung Rinjani.

Di sekitarnya terdapat beberapa gentong yang belum diproses atau pun yang setengah jadi.

"Miniatur yang ada sekarang sudah ada yang pesan, ini tinggal mengirimkan," ujar Kariyono.   

Satu miniatur air terjun dari gentong air dengan ketinggian 45 sentimeter dan diameter tengah 41 sentimeter, pengerjaannya memerlukan waktu dua hari.

Miniatur dijual dengan harga terendah Rp 500.000 dan harga tertinggi Rp 1 juta.


Para pemesan miniatur dan gentong air hasil olah tangannya berasal dari Jombang, Mojokerto, Gresik, dan Sidoarjo.

"Itu harga kalau mengambil di sini. Tapi kalau harga sampai ke alamat pembeli beda lagi karena menyesuaikan dengan biaya pengiriman," ujar dia.

Hingga saat ini Kariyono sudah menyelesaikan lebih dari 30 miniatur sesuai pesanan konsumen.

Lebih dari 50 gentong air yang diberi lukisan dan diberi kran untuk cuci tangan berhasil dijual.

Untuk omzet per bulan yang didapatkan Kariyono berkisar Rp 11 juta.

Dia mengaku bisa bangkit dari keterpurukan berkat ketekunan.

"Alhamdulillah, berkat gentong dan miniatur urusan cicilan bisa diatasi dan belanja rumah tangga juga tercukupi," kata Kariyono yang diketahui tidak tamat SD ini.

https://regional.kompas.com/read/2020/07/12/06220091/job-manggung-hilang-karena-corona-kariyono-temukan-rezeki-melimpah-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke