KOMPAS.com- Jumat, 28 September 2018 adalah hari yang mengubah hidup Paramita (29), ibu dua anak di Kecamatan Palu Barat, Palu, Sulawesi Tengah.
Ia masih ingat betul, petang itu, gempa datang di kala adzan Magrib berkumandang.
Di atas kursi roda, dengan mata berkaca-kaca, Paramita menuturkan bagaimana gempa dua tahun lalu mengakibatkan dirinya lumpuh hingga saat ini.
Baca juga: Setahun Pasca-gempa, Palu Mencoba Bangkit...
Paramita pun berusaha lari menyelamatkan diri bersama dua buah hatinya yang masing-masing berusia 5 tahun dan 4 tahun.
Namun ketika itu, ia tertimpa bangunan di ruang keluarga. Bagian pinggul hingga kakinya terjepit reruntuhan tembok.
Dalam keadaan sadar, di tengah hebatnya gempa, Paramita berusaha mencari bantuan.
"Tolong.. tolong," teriaknya saat itu.
Baca juga: Perempuan Penyintas Gempa Palu Belajar Buat Rumah agar Bisa Awasi Perbaikan Hunian Pasca-gempa