Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Kelompok Rentan, Berdaya di Tengah Pandemi Corona

Kompas.com - 27/06/2020, 09:09 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Elizarni dan Salmiah Ariyana prihatin akan nasib perempuan korban konflik di tengah pandemi virus corona. Mereka melihat, perempuan dan anak-anak paling merasakan dampak dari situasi terburuk pada saat pandemi

Elizarni, pegiat isu perempuan asal Aceh itu bergabung dengan Beujroh, organisasi pemberdayaan perempuan korban konflik Aceh, termasuk ‘kampung janda’ di Pidie.

Elizarni mengatakan, awalnya ia dan Beujroh berfokus pada perempuan-perempuan pedagang kaki lima yang berperan ganda sebagai kepala rumah tangga selama lebih dari 30 tahun setelah suami mereka terbunuh dalam konflik militer.

Baca juga: Sinergi Gerak Masyarakat Masuk New Normal, dari Akademisi hingga Perempuan

Fokus mereka meluas setelah tsunami melanda pada Desember 2004, dan kini pandemi membuat para perempuan itu kesulitan keuangan.

Menurut Elizarni, saat pandemi tidak banyak orang membeli barang dagangan mereka. Bahkan para perempuan kepa keluarga itu sering tidak berjualan ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.

“Saya sendiri, sebagai perempuan, pernah mengalami konflik dan tsunami. Perempuan menjadi pejuang kehidupan dari masa konflik. Mereka dirugikan secara ekonomi ketika rumahnya dibakar, tempat mereka bekerja hilang akibat perang, juga menderita saat tsunami,” kata Elizarni dilansir dari VOA Indonesia.

Baca juga: Kiky Saputri: Bu Susi Perempuan Strong, Apa Adanya walaupun Duitnya Banyak

Walaupun sedang jauh dari tanah air untuk menempuh pendidikan doktoral pada program Comparative Education and Leadership di Ohio University, Elizarni tidak tinggal diam.

Ia bersama beberapa teman, secara virtual menggalang dana bagi Beujroh yang didirikan pada Januari 2005 di Banda Aceh.

Pada akhir April 2020, penggalangan dana online GoFundMe dilakukan dengan target pengumpulan dana bantuan senilai $15.000.

Dari dana sementara yang terkumpul sebesar $305 itu telah diserahkan kepada pengurus Beujroh yang kemudian membuat paket-paket sembako, terdiri atas, antara lain, beras, minyak, dan gula.

Paket-paket itu diserahkan kepada sejumlah anggota Beujroh yang beranggotakan lebih dari 900 perempuan dari 9 kabupaten/kota di Provinsi Aceh.

“Saya berharap bantuan tersebut dapat memenuhi kebutuhan untuk meneruskan hidup karena tidak tahu kapan pandemi COVID-19 berakhir,” jelas dia.

Baca juga: Fakta Kasus Pemerkosaan Perempuan Keterbelakangan Mental oleh 3 Sekuriti di Kalideres

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com