Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Kelompok Rentan, Berdaya di Tengah Pandemi Corona

Kompas.com - 27/06/2020, 09:09 WIB
Rachmawati

Editor

Program cepat tanggap di Kendari

Sementara itu, di Kendari, Sulawesi Tenggara, Salmiah Ariyana, membuat program Cepat Tanggap untuk membantu perempuan-perempuan korban konflik, yang usahanya juga terimbas pandemi virus corona.

Untuk menjalankan programnya, sejak tahun 2000, Salmiah bergabung dengan Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK), yang tersebar di 22 provinsi di Indonesia, untuk memfasilitasi pembentukan lembaga keuangan dan kelompok diskusi bagi kaum perempuan.

Salmiah menjelaskan, anggota ASPPUK ada di daerah-daerah bencana dan konflik.

Mereka mengumpulkan data dan mencari tahu jumlah perempuan dan anak yang menjadi korban.

Baca juga: Gelombang Pertama TKA China Tiba di Kendari, Gunakan Pesawat Carter

“Program Cepat Tanggap antara lain mengumpulkan berbagai macam bantuan yang bisa langsung diberikan kepada korban, juga menyediakan pendampingan guna membantu kesehatan psikologis perempuan dan anak,” ujar Salmiah.

Program Cepat Tanggap yang dilakukan Salmiah bersama ASPPUK mengkhususkan pemberian bantuan guna memenuhi kebutuhan utama perempuan, misalnya pembalut, pakaian dalam dan juga pengumpulan pakaian layak pakai.

Bantuan juga mereka berikan kepada lansia, dan anak-anak, serta memfasilitasi kerjasama dengan berbagai penyedia teknologi dalam pembangunan rumah dan toilet yang ramah perempuan.

Baca juga: Massa Demo di Dekat Bandara Haluoleo Kendari Cegat Mobil Berisi 1 TKA China

Salmiah berpendapat secara umum pemberdayaan ekonomi khususnya perempuan yang termarjinalkan di Indonesia sudah relatif bagus.

Hal tersebut muncul karena adanya sejumlah LSM nasional dan lokal yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi perempuan.

Serta adanya kementerian yang khusus menangani ekonomi perempuan seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang juga bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten.

Sebaliknya di Aceh, menurut Elizarni, kondisi perempuan marjinal masih memprihatinkan.

Baca juga: Murid di Pedalaman Aceh Harus Naik ke Bukit untuk Belajar Online

Bantuan kebutuhan anak dan ibu hamil di desa Tegal Maja Kab.Lombok Utaracourtesy Bantuan kebutuhan anak dan ibu hamil di desa Tegal Maja Kab.Lombok Utara
“Ketika pandemi ini, saya saja, misalnya, yang di Amerika, mungkin merasa berat. Saya bisa bayangkan bagaimana perempuan-perempuan yang setiap hari hanya menghasilkan mungkin 30, 40 atau sampai 50 ribu rupiah tetapi harus menghidupi satu keluarga. Mereka menjadi tulang punggung keluarga,” tutur Elizarni.

Bersama Beujroh di Aceh, Elizarni mengorganisir sejumlah perempuan korban konflik dan memberi mereka bantuan untuk memberdayakan ekonomi dalam keadaan darurat.

Bantuan berupa dana hibah agar para perempuan itu bisa kembali berjualan di pasar-pasar tradisional, kios-kios dan membuat kue untuk dijual.

Baca juga: Misteri Foto Perempuan, Jarum, dan Rajah di Kuburan

Elizarni dan rekan berharap penggalangan dana secara online yang terus berlangsung itu dapat membantu di tengah pandemi COVID-19.

“Setelah itu, kita kembangkan pendidikan dan pendidikan politik,” papar Elizarni seraya mengungkapkan harapan bahwa perempuan dapat menjadi pemimpin bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com