Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"New Normal" di Kebun Binatang

Kompas.com - 27/06/2020, 08:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Para pengelola sejumlah kebun binatang di Indonesia harus memutar otak untuk memberi pakan kepada hewan-hewannya mengingat mereka tak lagi punya pemasukan sejak semua lokasi wisata ditutup guna mencegah penularan virus corona.

Di Jawa Barat, Kebun Binatang Bandung atau sekarang disebut Bandung Zoological Garden (Bazoga) baru akan menerima pengunjung pada Sabtu (27/6/2020) setelah tutup selama tiga bulan lantaran penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Padahal, tempat wisata luar ruang ini merupakan wisata favorit warga dalam dan luar Kota Bandung dengan lokasi yang strategis di tengah kota. Harga tiket masuknya yang mencapai Rp 40.000 pun terjangkau oleh berbagai kalangan masyarakat.

Baca juga: Kebun Binatang Bandung Kembali Buka Mulai Sabtu, Harga Tiket Tak Naik

Bagi Yayasan Margasatwa Tamansari selaku pengelola Bazoga, kondisi ini membuat mereka kesulitan menyediakan pakan bagi satwa-satwanya.

Jika menghitung 10 hari libur lebaran yang menjadi peak season Bazoga, potensi kehilangan pendapatan mencapai Rp 4,8 miliar atau di hari biasa bisa mencapai Rp1,2 miliar per bulan.

Namun, biaya pakan satwa setiap bulannya terus mengalir hingga bisa mencapai hampir Rp 300 juta.

Baca juga: Kebun Binatang Surabaya Dibuka Kembali Awal Juli

Mengorbankan hewan herbivora untuk satwa karnivora

Untuk menyiasati kekurangan dana, pengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo muncul dengan ide penjualan tiket di muka seharga Rp20.000 per orang, yang bisa digunakan hingga Desember 2021. Fajar Sodiq Untuk menyiasati kekurangan dana, pengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo muncul dengan ide penjualan tiket di muka seharga Rp20.000 per orang, yang bisa digunakan hingga Desember 2021.
Sebagai gambaran, dalam sehari, seekor gajah di Bazoga harus diberi pakan sebanyak 3,5 kuintal atau 10% dari berat tubuhnya yang mencapai 3,5 ton. Itu adalah berat badan ideal seekor gajah Way Kambas, Lampung.

Adapun untuk hewan karnivora lebih sulit karena pihak pengelola tidak ada pemasukan untuk membeli daging.

Pengelola Bazoga malah sempat berencana mengorbankan rusa totol dan rusa timor untuk menjadi pakan hewan karnivora, terutama satwa endemik yang dilindungi, seperti macan tutul dan harimau Sumatera.

Baca juga: Kata Ragunan soal Anak-anak dan Ibu Hamil Tidak Boleh ke Kebun Binatang

Namun, rencana tersebut urung dilaksanakan, setidaknya untuk sementara waktu, setelah pihak pengelola menerima sumbangan dari para donatur.

"Sampai saat ini (rencana itu) batal. Tapi, kita belum tahu kalau (Bazoga) ini dibuka, (jumlah) pengunjung nggak tinggi-tinggi juga. Kita akan melihat (situasinya). Jadi bukan mengorbankan (rusa), tapi mengurangi biar cost untuk pangannya berkurang," kata Sulhan Syafi'i, juru bicara Bazoga kepada BBC News Indonesia.

Bazoga, lanjut Sulhan, mengalami overpopulasi sejumlah satwa, antara lain, rusa totol, rusa timor, tapir, dan binturong. Sulhan berdalih, hewan-hewan itu bisa diberikan kepada macan dan harimau sebagai pakan karena rusa bukanlah satwa yang dilindungi.

Baca juga: Lucu Banget! Kafe Kebun Binatang di Jepang Dipenuhi Boneka Kapibara untuk Jaga Jarak

"Rusa totol bukan satwa dilindungi karena bukan satwa kita. Itu dari India," sebut Sulhan.

Selain sumbangan dari para donatur, pihak pengelola Bazoga mengatur strategi pemberian pakan demi menghemat pengeluaran. Salah satu caranya dengan melakukan substitusi.

"Saat pandemi, beberapa satwa kita kurangi pakannya atau substitusi. Misalnya, karnivora (biasanya dikasih pakan) 50% ayam, 50% sapi. Nah sekarang jadi lebih banyak ayam. Jadi, 75% ayam, 25% sapi. Ayam kan lebih murah ketimbang sapi. Itu salah satu cara mengakalinya. Itu lumayan membantu. Kalau nggak, agak repot kita," ungkap Sulhan.

Baca juga: Bamsoet Sumbang 1.000 Ekor Ayam Beku dan Sembako ke Kebun Binatang Bandung

Dalam sehari, seekor gajah di Bazoga harus diberi pakan sebanyak 3,5 kuintal atau 10?ri berat tubuhnya yang mencapai 3,5 ton. Itu adalah berat badan ideal seekor gajah Way Kambas, Lampung. Yuli Saputra Dalam sehari, seekor gajah di Bazoga harus diberi pakan sebanyak 3,5 kuintal atau 10?ri berat tubuhnya yang mencapai 3,5 ton. Itu adalah berat badan ideal seekor gajah Way Kambas, Lampung.
Sementara untuk satwa herbivora, substitusi pakan dilakukan dengan mengganti apel yang mahal dengan apel yang murah.

Sulhan menyadari substitusi pakan pada satwa karnivora lambat laun akan berdampak pada berkurangnya bobot tubuh hewan-hewan pemakan daging tersebut.

"Ada pengaruh, dalam jangka panjang akan menjadi dampak. Tapi, kalau jangka pendek tiga bulan, enam bulan, nggak apa-apa. Dampaknya lebih kurus sedikit karena kan gizi antara daging ayam sama sapi, beda. Protein, seratnya juga beda," ujar Sulhan yang merangkap sebagai humas PKBSI.

Baca juga: Bantuan CSR Rp 100 Juta untuk Kebun Binatang Bandung, untuk Pakan Satwa 10 Hari

Sejauh ini, kondisi satwa karnivora diklaim dalam keadaan sehat.

Sulhan menyebutkan, tim dokter terus mengevaluasi kondisi satwa koleksi Bazoga, terutama yang masuk dalam kategori rawan punah, seperti macan tutul dan harimau sumatera. Bazoga memiliki tiga ekor macan tutul dan dua ekor harimau sumatera.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com