Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Makam Leluhur di TPU Berubah Menjadi Jalan Beton, Ahli Waris Protes

Kompas.com - 17/06/2020, 08:47 WIB
Muhlis Al Alawi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Belasan ahli waris memprotes pembuatan jalan di atas makam leluhur mereka di Tempat Pemakaman Umum Bulusari, Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, Madiun.

Puluhan makam itu kini menjadi jalan yang dilalui warga di tengah makam. Pembuatan jalan di atas makam itu dilakukan tanpa persetujuan ahli waris.

Sejumlah ahli waris baru mengetahui hal itu saat berziarah.

Mereka bingung karena tak menemukan makam keluarganya. Lokasi makam leluhur mereka justru berganti menjadi jalan yang membelah tempat pemakaman umum itu.

“Tidak ada pemberitahuan sama sekali dari pengelola makam kepada kami. Tahu-tahu sudah jadi (jalannya). Dan keluarga pada kaget semua,” ujar salah satu ahli waris Lina Yuliana di Kelurahan Pandean, Selasa (16/6/2020).

Pemerintah Kelurahan Pandean mengundang seluruh ahli waris yang makam keluarganya tergusur akibat pembangunan jalan pada Selasa malam.

Baca juga: Menko PMK Minta Kepala Daerah Berguru Penanganan Covid-19 kepada Risma

Tak hanya ahli waris, pengurus Unit Pengelola Makam Bulusari juga dihadirkan mencari solusi terkait protes warga.

Para ahli waris yang mengikuti mediasi merasa tidak terima makam leluhurnya dinjak-injak dan dijadikan jalan.

Semestinya sebelum membangun jalan, pihak pengelola makam terlebih dahulu berkoordinasi dengan ahli waris.

Mereka membandingkan penggusuran makam di Jakarta yang selalu menghubungi ahli waris sebelum memindahkan jenazah.

Lina mengetahui makam milik leluhurnya menjadi jalan saat hendak berziarah pada Jumat (12/6/2020). Padahal ada 20 makam leluhurnya di lokasi yang dijadikan jalan itu.

Melihat kondisi itu, kata Lina, ahli waris meminta pengelola mengembalikan posisi makam semula.

Lina menyebut, saat pembangunan jalan, jenazah di dalam makam itu tak dipindahkan ke lokasi lain. Sehingga, posisi jenazah para leluhurnya berada di bawah jalan yang dibuat pengelola.

 

Senada dengan Lina, Suparmi, ahli waris yang lain juga kebingungan saat makam keluarganya tidak lagi ditemukan di pemakaman Bulusari.

Ia juga membenarkan ahli waris tak diberi tahu terkait pembangunan jalan itu.

“Tidak ada sama sekali,” kata Suparmi.

Mengetahui makam leluhur digusur menjadi jalan, Suparmi berembuk dengan keluarga. Mereka meminta agar penggusuran makam bersifat adil.

Dengan demikian pembangunan jalan itu tidak menutup keberadaan seluruh makam keluarganya.

Baca juga: Pesan Haru Pasien Covid-19 kepada Bupati: Saya Tak Tahu Masih Akan Hidup atau Tidak

“Harapan kami jalan tetap ada tetapi makam keluarga kami jangan ditutup semua. Makam sebelahnya juga harus ditutup setengah sehingga adil,” jelas Suparmi.

Lurah Pandean, Eko Santoso mengatakan, pertemuan yang dihadiri 15 ahli waris bertujuan mencari solusi atas permasalahan pembangunan jalan beton di pemakaman tersebut.

Menurutnya, pembangunan jalan di tengah makam ini merupakan program dari Unit Pengelola Makam Bulusari (UPMB) Kelurahan Pandean.

Dari pertemuan itu, solusinya akan dikembalikan kepada ahli waris. Bila ahli waris menginginkan jalan dibongkar, pengelola akan membongkarnya.

 

Ketua UPMB, Priyanto mengatakan sebelum membangun jalan pihaknya sudah berupaya mencari seluruh ahli waris. Namun, pihaknya tidak menemukan ahli waris tersebut.

“Selama ini kami tidak tahu ahli warisnya siapa. Baru ketahuan setelah ada mediasi malam mini,” ujar Priyanto.

Priyanto meminta maaf dan menjadikan hal ini sebagai pelajaran berharga bagi pengelola makam.

Baca juga: Cerita Makam di Gang Sempit Pisangan Timur Jaktim Dulu dan Kini, hingga Rencana Dipindahkan

Menurut Priyanto, sebanyak 30 makam digusur dan dijadikan jalan pada awal Maret 2020. Pembangunan jalan menjadi program kerja UPMB setelah mendapatkan persetujuan dari para RT/RW.

“Program pembangunan jalan menjadi prioritas karena masyarakat dari sisi belakang saat ini masih keberatan untuk dilewati jenazah. Sehingga mau tidak mau akses jalan mutlak dari depan,” kata Priyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com