PALEMBANG, KOMPAS.com - Jumlah titik panas atau hotspot di Sumatera Selatan (Sumsel) mulai bermunculan memasuki musim kemarau.
Dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan, sejak Januari hingga Juni 2020 jumlah hotspot telah mencapai 1.721 titik.
Titik panas itu tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) sebanyak 340 hotspot. Muara Enim 338 titik dan Musi Banyuasin sebanyak 292 titik.
Kemudian, Kabupaten Banyuasin 186 titik, Ogan Ilir 124 titik, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) 118 titik, Ogan Komering Ulu (OKU) 72 titik.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Penanganan Karhutla Wajib Ikuti Protokol Kesehatan
Musirawas 61 titik, Lahat 50 titik, Musirawas Utara (Muratara) 33 titik, Palembang 27 titik, Prabumulih 23 titik dan OKU Selatan sebanyak 20 titik.
Selanjutnya, OKU Timur sebanyak 18 titik, Empat Lawang sebanyak 11 titik, Lubuklinggau sebanyak lima titik dan Pagaralam sebanyak tiga titik.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori menjelaskan, dari catatan mereka, jumlah hotspot yang paling tinggi berada di Kabupaten OKI dan Muara Enim. Bahkan, pada Maret 2020 kemarin jumlahnya telah mencapai 457 titik.
"Jumlah ini jauh meningkat dibandingkan pada tahun kemarin,"kata Ansori melalui pesan singkat, Jumat (12/6/2020).
Baca juga: Musim Kemarau, BNPB Minta Pemerintah Daerah Siap Siaga Karhutla
Ansori menerangkan, saat ini mereka telah mengantisipasi untuk terjadinya bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di sejumlah wilayah Sumatera Selatan.
Kabupaten OKI merupakan salah satu tempat vital yang menjadi lokasi titik karhutla paling banyak.
"Gubernur Sumsel telah mengeluarkan SK tentang status siaga darurat karhutla di wilayah Sumsel. SK tersebut diberlakukan sejak 20 Mei hingga 31 Oktober mendatang. Pos komando juga sudah dibentuk," ujarnya.
Untuk diketahui, Sumatera Selatan pada 2019 kemarin mengalami bencana karhutla yang hebat, lantaran polusi udara di kota Palembang dalam status sangat buruk akibat asap kebakaran hutan dan lahan.
Bahkan, dampak dari kebakaran itu membuat kegiatan belajar di sekolah dirumahkan dikarenakan kondisi uadara yang sangat buruk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.