Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19, Penanganan Karhutla Wajib Ikuti Protokol Kesehatan

Kompas.com - 05/06/2020, 09:43 WIB
Andi Muhammad Haswar,
Dony Aprian

Tim Redaksi

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah dihadapkan pada antisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), di tengah pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, Kalsel merupakan salah satu daerah di Indonesia yang paling rawan terjadi Karhutla setiap musim kemarau.

Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Abdul Haris Makkie mengatakan, penanganan Karhutla wajib mengikuti protokol kesehatan.

"Mengingat saat ini kita dihadapkan pada persoalan pandemik Covid-19, maka tentu penanganannya nanti harus sesuai dengan protokol kesehatan," ujar Abdul Haris Makkie dalam keterangan yang diterima, Kamis (4/6/2020) malam.

Baca juga: Musim Kemarau, BNPB Minta Pemerintah Daerah Siap Siaga Karhutla

Haris menegaskan, sebelum memasuki musim kemarau yang sangat rawan Karhutla, Pemprov Kalsel sudah mengambil langkah-langkah antisipasi.

"Perlu adanya langkah-langkah strategis dalam penanganan Karhutla, seperti mensosialisasikan kepada masyarakat tentang larangan membakar hutan dan lahan," jelasnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Hanif Faisol Nurofiq menambahkan, sesuai prediksi cuaca dari Badan Metereologi Glimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau di Kalsel akan dimulai pada pertengahan Juli mendatang.

"Secara umum curah hujan masih ada di awal Juli, tetapi sudah memasuki musim kemarau sesuai kriteria curah hujan 150 milimeter per bulan," ujarnya.

Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Pemda Dinilai Perlu Anggarkan Dana Khusus Karhutla

Hanif juga menambahkan, ada skenario awal yang sudah disiapkan untuk penanganan jika terjadi Karhutla di tahun 2020.

Salah satunya kembali merendam lahan rawa yang menjadi langganan kebakaran lahan seperti yang terjadi pada tahun 2019 lalu.

"Dengan skenario tahun 2019, kita telah mengalokasikan anggaran Rp 3 miliar di PUPR untuk membuat saluran air untuk merendam 2000 hektare lahan yang terbakar seperti daerah Liang Anggang, Guntung Damar dan hutan lindung," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com