Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tim Evakuasi Pasien Corona, Diusir, Tak Bisa Pulang, hingga Berserah pada Tuhan

Kompas.com - 27/04/2020, 07:15 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

“Marah-marah. Tapi sempat ditenangkan,” tutur Nusa.

Selama mengemban tugas itu, Nusa bersama rekan lainnya tidak pulang ke rumah. Mereka menginap di Kantor BPBD Samarinda, sambil standby 12 jam menunggu panggilan mendadak.

“Kami standby. Koordinasi sama Dinas Kesehatan. Setelah itu kita jemput. Jemput langsung semprot (sterilkan) rumahnya,” terang dia.

Karena sering berjibaku dengan situasi tersebut, belakangan dirinya sudah tak khawatir seperti di awal-awal.

Meski demikian, Nusa mengaku kadang merasa ragu-ragu pulang ke rumah.

“Sudah belasan hari saya tidak pulang rumah. Tapi sebenarnya dibolehkan pulang kalau ada keperluan. Tapi kami juga was-was takut istri dan anak. Rasa ragu-ragu mau pulang ke keluarga,” terang pria beranak satu ini.

Jika tak ada jemputan pasien, timnya menunggu permintaan semprot disinfektan ke kantor-kantor, fasilitas publik, pemukimanan masyarakat dan lainnya.

“Dalam sehari bisa 13 kali semprot disinfektan,” tutur dia.

Meski risiko tinggi, dia bersama rekannya tetap semangat dan berserah diri kepada Tuhan agar semua yang dijalani baik adanya.

Petugas lain, Luri Estyani Syarifudin, juga punya kisah serupa selama pandemi.

Bagi dia, rasa cemas saat bersentuhan dengan pasien terpapar corona harus dilawan.

Sebab, ia menjalankan dari tugas dan tanggung jawab juga menolong sesama yang sedang sakit.

“Intinya kita sudah gunakan pelindung diri sesuai protap kesehatan Covid-19. Selebihnya kita berserah diri pada Tuhan,” ungkap perempuan kelahiran 5 Desember 1991 ini.

Tugas Luri dalam tim ini mempersiapkan, memasang dan melepas APD bagi rekan lainnya selama kegiatan evakuasi.

Luri begitu telaten memakai dan melepas satu persatu APD dari rekannya setelah kegiatan. 

Semua APD tersebut langsung dibakar di lokasi.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPDB Samarinda, Ifran mengatakan umumnya semua pasien yang masih bisa jalan, tidak dibantu tim.

“Pasien yang sehat bisa jalan sendiri ke mobil. Setelah itu, baru sterilisasi rumahnya,” kata dia.

“Karena kerjaan mereka beresiko jadi kita inapkan di Kantor BPBD. Jangan terlalu banyak interaksi dengan keluarga masing-masing,” sambung Ifran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com