Menurut La Nguna, dugaan RSUD Buton Tengah soal Sulfiah terinfeksi virus corona, dianggapnya tidak terbukti.
Pasalnya, hingga kini La Nguna sekeluarga masih merasa sehat.
“Saya punya nenek masih ada, 80 tahun. Waktu pertama anak saya sakit, nenek saya gendong cucu buyutnya, alhamdulillah sehat-sehat sampai sekarang," kata La Nguna.
Direktur RSUD Kabupaten Buteng, Karyadi, mengatakan bayi Sulfiah merupakan rujukan dari Puskesmas Mawasangka.
Saat itu, tim dokter menyatakan pasien mengalami pneumonia berat. Berdasarkan gejala itu, Karyadi menjelaskn, tim dokter menetapkan Sulfiah sebagai pasien dalam pengawasan.
"Dokter menyatakan pasien masuk kategori PDP corona sesuai pedoman pencegahan pengendalian Covid-19 revisi ke-IV poin ketiga yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI,” kata Karyadi.
Karyadi mengakui, stok APD di rumah sakitnya terbatas. Hal itu membuat penanganan pasien, perawat harus jaga jarak.
“Hanya karena APD kita yang tidak memenuhi standar, sehingga penanganan lanjutan setelah pasien dinyatakan PDP corona petugas medis memilih menjaga jarak dan tak mengambil risiko. SOP-nya itu kalau menangani PDP corona harus punya APD yang memenuhi standar sesuai petunjuk Kemenkes,” ucap Karyadi.
Karyadi akhirnya menegaskan, tidak ada pembiaran atau penanganan yang tidak intensif yang dilakukan jajarannya kepada Sulfiah.
(Penulis: Defriatno Neke | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.