Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambang Emas Ilegal yang Tewaskan 9 Orang Merupakan Peninggalan Belanda

Kompas.com - 19/04/2020, 22:02 WIB
Perdana Putra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com- Tambang emas ilegal yang runtuh di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, ternyata merupakan peninggalan masa kolonial Belanda.

Setelah ditinggalkan Belanda, masyarakat secara turun temurun menambang dengan cara mendulang.

Namun, naas pada Sabtu (18/4/2020) 17.50 WIB, tambang itu runtuh karena diguyur hujan lebat.

"Tambang emas itu peninggalan Belanda. Sudah ditutup tapi masyarakat tetap menambang secara tradisional dengan mendulang," kata Kapolres Solok Selatan, AKBP Imam Yulisdianto yang dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020).

Baca juga: Detik-detik 9 Penambang Emas Ilegal Tewas Tertimbun Reruntuhan Tambang

Imam mengatakan, telah menyegel lokasi tambang emas yang menewaskan sembilan pekerja dengan garis polisi.

Saat ini, tambang tersebut ditutup karena dalam proses penyelidikan polisi.

Menurut Imam, lokasi tambang jauh dari jangkauan karena terletak tujuh kilometer dari perumahan warga. 

Untuk sampai ke lokasi tambang ada jalan berbukit yang harus dilalui.

Menurut Imam, penambangan yang dilakukan warga dilakukan secara tradisional dengan proses mendulang.

"Informasi sementara penambangan dilakukan secara tradisional dengan mendulang. Tidak ditemukan alat berat di sana," jelas Imam.

Baca juga: Tambang Emas Ilegal Runtuh, 9 Orang Tewas

Sebelumnya diberitakan, sembilan penambang emas di nagari atau desa Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batanghari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat tewas.

 

Penambang itu tewas setelah tertimbun reruntuhan tambang akibat hujan deras yang terjadi, Sabtu (18/4/2020) di daerah itu.

"Betul ada sembilan penambang emas yang tewas tertimbun reruntuhan tambang," kata Imam Yulisdianto.

Imam mengatakan kejadian pada Sabtu sekitar 17.50 WIB saat pekerja tambang sedang berada di areal pertambangan.

Saat itu hujan turun sangat deras sehingga pekerja tambang terjebak dan akhirnya tertimpa reruntuhan material tambang.

"Proses evakuasi kita lakukan hingga dini hari tadi pukul 02.00 WIB. Semua pekerja tambang yang terjebak, tewas. Delapan pria dan satu wanita," jelas Imam.

Menurut Imam, tambang emas yang runtuh tersebut tidak memiliki izin alias ilegal.

Sekitar dua bulan yang lewat, pihaknya sudah pernah melakukan sosialisasi agar menutup aktivitas tambang tersebut.

"Saat itu ada perlawanan dari warga. Tambang itu milik warga bukan perusahaan. Tapi, kemudian secara diam-diam kembali beraktivitas sehingga terjadi korban saat ini," jelas Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com