Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi Minta Polisi Bebaskan Nelayan Penolak Tambang Pasir di Lampung

Kompas.com - 19/03/2020, 12:49 WIB
Tri Purna Jaya,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi


LAMPUNG, KOMPAS.com – Penangkapan terhadap Safrijal, nelayan yang menolak penambangan pasir laut di Labuhan Maringgai, Lampung Timur, memantik reaksi keras dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung.

“Kami meminta agar Polda Lampung membebaskan nelayan bernama Safrijal yang ditangkap tempo hari,” kata Direktur Walhi Lampung Irfan Tri Musri saat dihubungi, Kamis (19/3/2020).

Safrijal yang merupakan nelayan warga Kuala Penet, Desa Marga Sari, Labuhan Maringgai, Lampung Timur, ditangkap polisi setelah membakar sebuah kapal penyedot pasir laut di perairan Labuhan Maringgai.

Baca juga: Peneliti ITB Prediksi Puncak Penyebaran Covid-19 Berakhir April 2020

Irfan mengatakan, penangkapan yang diduga berdasarkan laporan dari pihak perusahaan itu menunjukkan pemerintah dan polisi tidak bisa melihat masalah secara keseluruhan.

“Kejadian itu (pembakaran kapal) bukan karena apa yang terjadi hari ini, tapi puncak dari kekesalan para nelayan. Aparat harus melihat masalah keseluruhan. Masalah intinya bukan pembakaran kapal, tapi penambangan pasir laut yang meresahkan,” kata Irfan.

Menurut Irfan, aksi pembakaran itu terjadi lantaran pemerintah setempat seperti tidak peduli dengan kegelisahan nelayan akibat beroperasinya penambangan pasir laut itu.

“Masalah ini sudah sejak tahun 2015, nelayan minta agar izin penambangan pasir laut itu dicabut. Penambangan pasir itu merusak lingkungan sekitar Pulau Sekopong,” kata Irfan.

Baca juga: Peta Sebaran Covid-19 di Banten dan Tangerang Bisa Dicek di Sini

Irfan menambahkan, Walhi Lampung dengan tegas meminta agar polisi membebaskan Safrijal.

Kemudian, meminta pemerintah dan polisi mengusut penambangan pasir laut itu, karena dinilai telah merusak lingkungan.

“Jika pasir laut terus ditambang, Pulau Sekopong bisa tenggelam, ekosistem laut rusak, nelayan dapat ikan di mana?” kata Irfan.

Sebelumnya, unjuk rasa penolakan tambang pasir berujung pembakaran kapal penyedot pasir laut. 

Pembakaran itu terjadi pada Sabtu (7/3/2020), oleh para nelayan di perairan Pulau Sekopong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com