Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RT Minta Maaf Terkait Penolakan Pemakaman Perawat Positif Corona di Semarang

Kompas.com - 10/04/2020, 15:08 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Kasus penolakan warga terhadap pemakaman jenazah perawat positif corona di TPU Sewakul, Semarang, Jawa Tengah, viral di media sosial dan media massa.

Terkait dengan adanya kasus penolakan itu, Ketua RT 6 Dusun Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Purbo yang turut berperan dalam aksi penolakan itu akhirnya mengaku minta maaf.

"Atas nama pribadi dan warga saya minta maaf adanya kejadian kemarin itu. Saya minta maaf kepada perawat, warga Ungaran, dan pada seluruh masyarakat Indonesia," ungkapnya, Jumat (10/4/2020) di kantor DPW PPNI Jawa Tengah.

Terkait dengan penolakan warga itu, ia sebagai ketua RT mengaku tidak bisa berbuat banyak.

Pasalnya, ia berdalih penolakan pemakaman tersebut merupakan aspirasi dari warga di sekitar lokasi pemakaman dan beberapa RT lain.

"Sungguh, saya juga menangis dengan kejadian tersebut. Apalagi istri saya juga perawat, tapi saya harus meneruskan aspirasi warga," ungkapnya.

Baca juga: Pemakaman Jenazah Perawat Positif Corona di Semarang Ditolak Warga, Sekda Prihatin

PPNI bawa ke ranah hukum

Ketua DPW PPNI Jateng Edy WuryantoKOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA Ketua DPW PPNI Jateng Edy Wuryanto

Terkait dengan adanya kasus penolakan pemakaman itu, DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jateng mengaku kecewa dan akan membawa kasus tersebut ke ranah hukum.

Hal itu dilakukan agar ada pembelajaran dan efek jera, supaya kasus serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.

Pasalnya, ia menganggap penolakan yang dilakukan warga tersebut dianggap ada provokator di belakangnya.

"Harus ada pembelajaran terkait kejadian ini. Kami sudah mengumpulkan ahli-ahli hukum yang tergabung di PPNI untuk memberi masukan dan kajian," jelasnya, Jumat (10/4/2020) di kantor DPW PPNI Jateng.

"Itu nanti mau masuk delik aduan atau gimana, biar ahli hukum yang menentukan. Kami hanya mengumpulkan bukti dan segala yang diperlukan, lalu kami ambil langkah selanjutnya," tambahnya.

Baca juga: Penolakan Pemakaman Perawat di Semarang Dibawa ke Ranah Hukum, PPNI: Harus Ada Pembelajaran

Lebih lanjut dikatakan, penolakan yang dilakukan warga terhadap pemakaman jenazah perawat tersebut sangat disayangkan.

Mengingat tenaga medis merupakan garda terdepan yang paling rawan terpapar corona atau Covid-19.

Penulis : Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana | Editor : Khairina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com