Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Massa Tumpah Ruah Sambut Kedatangan Eva Yolanda LIDA di Zona Merah Covid-19

Kompas.com - 08/04/2020, 15:28 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Video massa berdesak-desakan menyambut kepulangan Eva Yolanda, kontestan Liga Dangdut Indonesia (LIDA) ke kampung halamannya di Desa Lando, Kecamatan Terara, Lombok Timur, Minggu sore, viral di media sosial.

Hal itu menjadi sorotan karena massa berkumpul di daerah yang menjadi zona merah Covid-19.

Saparudin, Ketua Tim Pemenangan Eva Yolanda juga menyampaikan kronologi kejadian sebenarnya sebelum Eva tiba di Lombok hingga massa berkumpul.

Saparudin mengatakan, pihaknya menerima informasi tentang kepulangan Eva dari Badrun, ayah Eva pada Sabtu (4/4/2020).

Tim relawan kemenangan Eva langsung menghubungi Kepala Desa Lando dan sejumlah keluarga Eva untuk membicarakan langkah saat menjemput Eva di bandara.

"Kami juga berkoordinasi denga aparat kepolisian, menyepakati tidak ada pengumpulan massa untuk menyambut Eva di rumahnya. Disepakati juga tidak beramai-ramai menjemput Eva di bandara, kita sudah sepakati itu semua," kata Saparudin saat dihubungi, Rabu (8/4/2020).

Baca juga: Ayah Eva Yolanda LIDA Minta Maaf, Tak Ada Niat Kumpulkan Massa di Zona Merah Covid-19

Pada Minggu pagi, disepakati bahwa yang menjemput Eva hanya 8 orang saja, di mana 3 orang dari keluarga, 2 orang dari Pemerintah Desa Lando, dan 3 orang dari tim relawan Eva.

Setiba di Bandara Intrnasional Lombok, Eva mengikuti seluruh tahapan pemeriksaan sesuai SOP yang ditetapkan Pemda Lombok Timur.

Di mana setiap masyarakat yang pulang melalui bandara, harus melakukan pemeriksaan dan mengisi data kartu kesehatan.

Karena sejak awal telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian, kepulangan Eva dikawal mobil polisi menuju Pendopo Bupati untuk menjalani pemeriksaan kedua atau rapid test,

Hasilnya Eva sehat dan boleh pulang, Namun, karena datang dari zona merah yaitu Jakarta, status Eva adalah Orang dalam Pemantauan (ODP) dan harus menjalani karantina selama 14 hari.

Eva dan keluarga memilih karantina secara mandiri.

Apa yang dikhawatirkan ternyata muncul. Begitu mobil Eva tiba, kerumunan warga tiba tiba menghadang mobil Eva dan meminta kaca mobil dibuka.

Di sanalah warga memeluk dan menciumi Eva dari jendela, tanpa peduli imbauan jaga jarak dari pemerintah.

"Karena rumah Eva harus masuk gang dengan jarak 200 meter, massa justru berkerumun di jalan, memaksa Eva keluar mobil dan meminta Eva menyampaikan sepatah dua patah kata dan menyanyikan satu lagu," kata Saparudin.

Meski dengan berat hati karena memahami dirinya harus melakukan karantina selama 14 hari, Eva tetap memenuhi keinginan penggemarnya agar segera bubar.

"Eva memenuhi kemauan warga sekaligus mengucapkan terima kasih pada seluruh warga atas dukungan dan doa mereka semua. Baru kemudian dengan tertib massa membubarkan diri," jelas Saparudin.

Baca juga: Warga Tumpah Ruah Sambut Eva Yolanda LIDA di Zona Merah Covid-19, Polisi: Kami Sudah Berusaha

Saat itu, aparat kepolisian dan tim relawan telah berusaha mengimbau warga untuk membubarkan diri karena bahaya corona.

Namun, kurangnya jumlah petugas kepolisian menyebabkan aparat tidak kuasa membubarkan massa.

Atas semua kejadian tersebut, keluarga dan tim Gugus Covid-19 Pemda Lombok Timur telah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Lombok Timur yang masih khawatir akan wabah Covid-19.

Sekda Kabupaten Lombok Timur M Juani Taufik mengatakan, ke depan pihaknya akan mengawasi aktivitas masyarakat dan akan intens melakukan sosialisasi. (Kontributor Kompas TV Mataram, Fitri Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com