Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/03/2020, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Beberapa tenaga medis di Indonesia memilih menggunakan jas hujan untuk alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien dalam pengawasan (PDP).

Penggunaan jas hujan dilakukan karena kondisi darurat. Jas hujan dianggap jauh lebih aman karena tidak ada pori-pori dan tidak tembus.

Hal itu terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Sebagian rumah sakit mengaku kehabisan alat pelindung diri selama wabah corona di Indonesia.

Baca juga: Pemkot Tasikmalaya Borong 100 Jas Hujan untuk Stok Tim Medis Corona

Tenaga medis yang menggunakan jas hujan terpantau pertama kali di Tasikmalaya.

Saat itu tim medis menggunakan jas hujan plastik berwarna biru saat memindahkan 3 orang dalam pemantauan dari Cirebon yang dirujuk ke RSU Gunung Jati pada Sabtu (7/3/2020).

Jas hujan yang digunakan seharga Rp 10.000. Karena darurat, Pemerintah Kota Tasikmalaya membeli sekaligus 100 jas hujan.

Baca juga: RSUD Tasikmalaya Kini Punya APD, Tangani Pasien Suspect Corona Tak Pakai Jas Hujan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan terpaksa melakukan hal itu karena persedian APD terbatas dan diprioritaskan jika ada pasien dalam perawatan.

"Karena kan APD sekali pakai, kegiatan kita terbatas, jadi beli jas hujan kemarin. Tapi, memang kalau secara SOP medis pemakaian jas hujan memang tak boleh," ujarnya.

Sementara itu di Sukabumi, para tenaga medis juga gunakan jas hujan saat merawat PDP karena persedian ADP habis.

Baca juga: Petugas Medis di Sukabumi Terpaksa Pakai Jas Hujan Plastik Tangani PDP Covid-19

"Yang penting terjamin keselamatannya baik bagi pemberi pelayanan maupun penerima pelayanannya," kata Kepala Dinas Kesehatam (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barta, Harun Al-Rasyid pada Jumat (20/3/2020).

Namun ia mengatakan kekurangan APD akann segera dicukupi karena telah dianggarkan melalui anggaran biaya tidak terduga (BTT) dan anggaran yang lainnya.

"Mudah-mudahan semua APD dan sarana prasarana dalam penanggulangan virua corona bisa tercapai," ujar dia.

Baca juga: Sepenggal Cerita Pejuang Corona, APD Jas Hujan Plastik dan Melawan Rasa Takut Tertular

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com