GARUT, KOMPAS.com – Setelah semua tingkatan sekolah diliburkan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum justru meminta Pondok Pesantren Salafiyah berkegiatan seperti biasa.
Menurut Uu, banyak perbedaan proses pembelajaran antara Pondok Pesantren Salafiyah atau pesantren tanpa sekolah, dengan lembaga pendidikan pada umumnya.
Baca juga: Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air Ditutup Sementara
Uu mengatakan, orangtua santri pun tidak perlu khawatir anaknya terpapar virus corona selama di pesantren.
“Yang membedakan, pertama kegiatan dan orang-orang yang ada. Mereka semua mukimin, orangnya itu-itu juga, santrinya bukan yang mondar-mandir keluar, masuk kompleks," kata Uu usai peringatan Isra Miraj di Pondok Pesantren Assalafiyah 2 di Kecamatan Cibiuk, Garut, Minggu (15/3/2020).
Baca juga: Banten dan Tangerang Resmi Tetapkan Status KLB Virus Corona
Menurut Uu, santri di Ponpes Salafiyah tidak banyak berinteraksi dengan orang luar.
Para santri dibatasi untuk keluar dari lingkungan Ponpes.
"Keluar ada izin, jadi sehari-hari interaksinya hanya dengan komunitasnya sendiri, seperti keluarga,” kata Uu.
Baca juga: Ridwan Kamil Lacak Peserta Seminar di Bogor dan Tabligh Akbar di Malaysia
Selain itu, menurut Uu, di lingkungan pesantren, para santri juga terjaga ibadahnya, di mana shalat bisa tepat waktu dan secara berjamaah.
Dengan begitu, keimanan para santri pun semakin digembleng, hingga bisa tenang menghadapi wabah virus corona.
“Beda dengan sekolah biasa, banyak orang yang keluar masuk lingkungan sekolah,” kata Uu.