Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat ARV untuk ODHA Langka, Menteri Kesehatan Diminta Turun Tangan

Kompas.com - 07/03/2020, 08:46 WIB
Reni Susanti,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Obat Antiretroviral (ARV) yang digunakan untuk meningkatkan harapan hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA) kembali mengalami kelangkaan.

Gabungan lembaga swadaya masyarakat yang mendampingi ODHA sampai meminta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk turun tangan mengatasi masalah ini.

“Kami gabungan lebih dari 70 LSM seluruh Indonesia sudah menyurati Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto terkait hal ini,” ujar Direktur LSM Rumah Cemara, Aditia Taslim saat dihubungi Sabtu (7/3/2020).

Baca juga: Mengenal ARV, Obat yang Dapat Turunkan Kematian pada ODHA

Aditia menjelaskan, surat itu berisi permintaan Kemenkes untuk segera mengambil langkah darurat guna memastikan ODHA tidak putus pengobatan.

“Kejadian ini adalah yang kesekian kalinya di mana stok obat ARV di layanan kesehatan terputus dan memaksa ODHA berganti obat, bahkan putus pengobatannya,” tutur Adit.

Dia menambahkan, kesehatan adalah hak dan kebutuhan yang paling mendasar bagi setiap manusia. ODHA juga merupakan warga negara yang haknya wajib dipenuhi dan dilindungi negara.

Ketika isu kesehatan serta obat dijadikan komoditas, maka hak dan kebutuhan ODHA akan terancam.

“Kejadian stock-out ini bukan yang pertama kali terjadi. Ini bukti ketidakseriusan pemerintah dalam melindungi warganya,” tuturnya.

Baca juga: Diketahui Bisa Mengobati, ODHA Ini Beri Gratis Pil HIV Untuk Pasien Virus Corona

Berdasarkan catatan dari LSM Indonesia AIDS Coalition (IAC), kejadian krisis stok obat ini sudah terjadi beberapa kali dalam dua tahun terakhir tanpa ada solusi konkret dari Kementerian Kesehatan.

Dana APBN yang sudah dialokasikan untuk pembelian obat ARV, tidak bisa dieksekusi karena sistem dan mekanisme pengadaan obat ini tidak efisien.

Sedangkan, Koordinator Nasional Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Baby Rivona mengatakan, ARV merupakanya nyawa baginya.

“Dengan krisis stok saat ini, nyawa saya terancam. Kondisi ini tidak seperti yang selalu dijanjikan pemerintah terkait stok. Jujur saja, situasi ini membuat saya takut,” ungkapnya.

Situasi kosongnya stok obat ARV kali ini bahkan terjadi juga di beberapa rumah sakit di Jakarta.

Baca juga: Nafsiah Mboi: Stigma dan Diskriminasi ODHA Itu Pelanggaran HAM

Sementara itu, Jaringan Indonesia Positif (JIP), sebuah jaringan nasional yang mewadahi ODHA di seluruh Indonesia mengecam keras situasi ini.

JIP menilai situasi ini membahayakan kesehatan orang yang hidup dengan HIV.

JIP mendesak semua pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Kesehatan RI, Lembaga PBB (UNAIDS, WHO, UNDP, UNICEF, UNFPA), perusahaan farmasi, dan berbagai organisasi masyarakat mengambil langkah yang diperlukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com