Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/12/2019, 08:30 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Direktur Eksekutif Rumah Cemara, Aditia Salim mengajak masyarakat lebih kritis dalam memperingati Hari AIDS Sedunia.

“Hari AIDS Sedunia yang diperingati tiap 1 Desember sejak 1988 bertujuan agar dunia bersatu melawan HIV-AIDS dan memberi dukungan semangat kepada orang-orang dengan HIV-AIDS,” ujar Aditia saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/12/2019).

Hari AIDS juga untuk menghormati mereka yang telah meninggal akibat AIDS. Itu artinya, hari ini bukanlah sebuah perayaan, apalagi di tengah kenyataan getir tahun ini.

“Saat ini, bukan waktunya untuk sebuah perayaan. Negara ini sedang menghadapi krisis,” tuturnya.

Krisis yang dimaksud adalah krisis sistem kesehatan negara yang gagal melindungi hak-hak warganya dalam pemenuhan hak paling mendasar yaitu kesehatan.

Baca juga: Perjuangan Dokter Gigi Maruli, Ditinggalkan Istri karena HIV hingga Lawan Stigma

Aditia mengatakan, hingga September 2019, Kementerian Kesehatan melaporkan, hanya 57 persen atau 363.526 orang yang mengetahui bahwa dirinya mengidap HIV.

Lalu hanya 19 persen atau 121.927 orang dengan HIV-AIDS (Odha) yang memeroleh pengobatan antiretroviral (ARV).

Terakhir, capaian untuk tidak terdeteksinya jumlah virus pada Odha yang ikut terapi ARV hanya 1 persen atau 5.170 orang.

“Ini kenyataan getir karena dari data tersebut, 518.516 Odha di Indonesia saat ini tidak memperoleh layanan kesehatan HIV,” tuturnya.

Aditia mengungkapkan, pada 2016, seluruh negara anggota PBB menyepakati sebuah komitmen global yang dinamakan The 2016 Political Declaration on Ending AIDS.

Dalam komitmen ini, seluruh negara berkomitmen mengakhiri epidemi AIDS pada 2030. Salah satu targetnya, pencapaian 90-90-90 pada 2020.

Yaitu, 90 persen Odha tahu mereka mengidap HIV, 90 persen Odha mendapatkan pengobatan ARV, dan 90 persen Odha melakukan terapi ARV.

Namun Indonesia, berada dalam krisis. Sebab di sisa 12 bulan sejak hari ini, target pencapaian 90-90-90 Indonesia hanya mencapai 57-19-1.

“Ini membuat Indonesia tercatat sebagai negara terburuk keempat dalam pencapaian jumlah Odha yang memeroleh pengobatan ARV. Indonesia hanya lebih baik dari Madagaskar, Pakistan, dan Sudan Selatan,” ucapnya.

Selain itu, UNAIDS melaporkan, di Indonesia terdapat 46.000 infeksi HIV baru pada 2018. Ini angka terbesar ketiga se-Wilayah Asia Pasifik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com