Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Wali Murid Mengamuk di Pesantren karena Anaknya Dikeluarkan, Berawal dari Santri yang Sulit Dibina

Kompas.com - 05/03/2020, 05:43 WIB
Candra Setia Budi

Editor

Minta anaknya agar bisa ikut ujian

Riko mengatakan, perihal pemberhentian santri sudah disampaikan kepada sejumlah wali murid.

Menurut Riko, para wali murid sudah menerima dengan lapang hati. Namun, belakangan ada wali murid yang tidak terima anaknya dikeluarkan. Kemudian datang dan mengamuk ke ponpes.

Mereka datang berjumlah sekitar tujuh orang membawa pengacara dan juga media. Mereka meminta anaknya agar tetap bisa mengikuti ujian.

Namun, permintaan itu tidak bisa dikabulkan oleh pihak pesantren. Sehingga, memicu kemarahan beberapa wali murid.

Sampai akhirnya pihak pesantren dan wali murid dipertemukan di hadapan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pekanbaru.

Hasil dari mediasi, Kemenag Pekanbaru memutuskan bahwa pihak ponpes tetap mengikutkan santri tersebut untuk ujian.

"Kami sebenarnya keberatan dengan keputusan itu. Karena bagaimanapun ponpes ini punya aturan dan kewenangan tersendiri," katanya.

Baca juga: Asrama Ponpes Terbakar, Petugas Keamanan Dobrak Pintu Selamatkan Santri

 

Guru pesantren ada yang kena pukul

Saat datang ke pesantren, kata Riko, salah satu wali santri, orangtua dari santri berinisial BR, langsung mengamuk dan membentak-bentak sejumlah pengurus dan guru pesantren.

"Jadi saat itulah mereka datang marah-marah dan mengamuk hingga pukul saya. Tapi saya tidak melawan," ujarnya.

Tak hanya dipukul, kata Riko, wali santri itu pun mengancam akan membunuhnya.

"Wali santri itu mengancam membunuh saya," katanya

Pada saat dibentak dan diancam dipukul oleh wali murid, Riko mengaku hanya bisa bersabar.

"Saya tidak melawan. Saya hanya istighfar digitukan. Kemudian membaca ayat-ayat Al Quran. Karena saya melihat bapak itu sangat emosi. Kalau saya lawan, maka dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Bahkan, dia mengaku sudah memaafkan tindakan wali murid tersebut dan tidak melapor ke pihak berwajib.

Sementara itu, salah satu saksi mata bernama Joko selaku Instruktur Otomotif di Balai Latihan Kerja (BLK) Pondok Pesantren Al Mujtahadah mengatakan, wali murid yang datang protes berjumlah sekitar enam orang.

Menurutnya, wali murid tersebut datang langsung marah-marah kepada para guru pengajar.

"Saya lihat waktu itu kejadian. Mereka datang ke sini lempar pagar pakai batu. Tapi cuma dua orang yang mengamuk. Salah satu wali murid itu juga memukul ustadz Riko," katanya kepada Kompas.com, Rabu.

Baca juga: Terkejut Lihat Ular Saat Banjir, 2 Santri di Jatim Terpeleset hingga Terseret Arus, 1 Tewas

 

(Penulis : Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor : Aprillia Ika, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com