Pendampingan ini juga tidak hanya untuk trauma, tetapi juga guna membangkitkan kembali semangat atau motifasi belajar siswa.
"Untuk memberikan tambahan motivasi semangat belajar. Semangat menyongsong masa depan, mengejar cita-cita dengan belajar sungguh-sungguh," tegasnya.
Sementara itu, Koordinator Tim Psikologis, Oneng Nawaningrum mengatakan sampai dengan Sabtu (29/2/2020), masih ada siswa yang perlu dilakukan pendampingan lanjut.
"3,4 persen atau sekitar 13 anak dari 378 anak sekolah ini masih dilakukan pendampingan lanjut. Bisa home visit maupun di sekolah," ungkapnya.
Baca juga: Memaknai Solidaritas Guru untuk Tersangka Tragedi Susur Sungai Sempor...
Dari 13 anak ini, ada yang rawat inap, sehingga mereka belum masuk sekolah. Karenanya, pihaknya belum bisa memantau secara detail kondisinya.
"Ada juga yang masih mengalami susah tidur, masih ada rasa lesu, sedih , itu masih ada. Di rumah juga memperhatikan kondisi dari si anak maupun di sekolah," tandasnya.
Menurutnya tim psikologis bekerja sama dengan guru Bimbingan Konseling (BK) masih terus mendampingi kepada siswa.
Setiap hari ada personel dari tim psikolog di SMP Negeri 1 Turi.
"Setiap hari ada dua sampai tiga psikolog yang berjaga di sekolah," kata Oneng.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.