Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMP Negeri 1 Turi Deklarasi "Move On", Bangkit Kembali Belajar

Kompas.com - 02/03/2020, 12:55 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Para siswa dan guru SMP Negeri 1 Turi menggelar deklarasi bangkit "move on" di halaman sekolah.

Melalui deklarasi ini, guru dan siswa bertekad bangkit dan kembali belajar dengan semangat, ceria demi menyongsong masa depan.

Para siswa dan guru berbaris di depan halaman sekolah SMP Negeri Turi 1. Mereka mengikuti deklarasi bangkit "move on".

Baca juga: Fakta Baru Tragedi Susur Sungai, Grafiti Kemarahan Siswa hingga Adanya Rapat Online

Hadir dalam deklarasi ini, Bupati Sleman Sri Purnomo.

"Ini deklarasi move on, artinya bangkit, jalan terus. Kita harus segera melupakan kejadian pada 21 Februari yang lalu," ujar Bupati Sleman, Sri Purnomo, Senin (02/03/2020).

Sri Purnomo menyampaikan imbas peristiwa pada 21 Februari 2020 saat kegiatan susur sungai memang tidak ringan. Terlebih bagi para siswa SMP Negeri 1 Turi.

Peristiwa tersebut menyebabkan beberapa siswa mengalami trauma, sehingga perlu pendampingan.

"Dengan deklarasi move on ini supaya itu hilang dari ingatan-ingatan trauma itu, sehingga mereka terus songsong masa depan, penuh dengan semangat, penuh ceria. Mereka juga bisa belajar lagi dengan baik," urainya.

Baca juga: Patriotisme Pegiat Alam Terbuka Pascaduka Susur Sungai SMPN 1 Turi

Menurutnya ada beberapa siswa yang masih butuh pendampingan. Para pendamping juga masih terus melakukan pendampingan kepada siswa hingga kondisinya bisa seperti semula.

 

Pendampingan ini juga tidak hanya untuk trauma, tetapi juga guna membangkitkan kembali semangat atau motifasi belajar siswa.

"Untuk memberikan tambahan motivasi semangat belajar. Semangat menyongsong masa depan, mengejar cita-cita dengan belajar sungguh-sungguh," tegasnya.

Sementara itu, Koordinator Tim Psikologis, Oneng Nawaningrum mengatakan sampai dengan Sabtu (29/2/2020), masih ada  siswa yang perlu dilakukan pendampingan lanjut.

"3,4 persen atau sekitar 13 anak dari 378 anak sekolah ini masih dilakukan pendampingan lanjut. Bisa home visit maupun di sekolah," ungkapnya.

Baca juga: Memaknai Solidaritas Guru untuk Tersangka Tragedi Susur Sungai Sempor...

Dari 13 anak ini, ada yang rawat inap, sehingga mereka belum masuk sekolah. Karenanya, pihaknya belum bisa memantau secara detail kondisinya.

"Ada juga yang masih mengalami susah tidur, masih ada rasa lesu, sedih , itu masih ada. Di rumah juga memperhatikan kondisi dari si anak maupun di sekolah," tandasnya.

Menurutnya tim psikologis bekerja sama dengan guru Bimbingan Konseling (BK) masih terus mendampingi kepada siswa.

Setiap hari ada personel dari tim psikolog di SMP Negeri 1 Turi.

"Setiap hari ada dua sampai tiga psikolog yang berjaga di sekolah," kata Oneng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com