Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITB Sebut Tiga Masalah Utama yang Dihadapi UMKM Indonesia

Kompas.com - 02/03/2020, 06:09 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Director of BDASS Laboratory of SBM ITB, Dr Eng Manahan Siallagan mengatakan, dari hasil riset, ada 10 masalah yang kerap dihadapi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia.

Dari 10 masalah tersebut, ada tiga masalah paling utama yang harus segera diatasi.

Ketiga masalah tersebut yakni sebagai berikut. 

Baca juga: Kaleidoskop 2019: Kisah Warga AS Bikin 7 Sekolah di Papua hingga Anak Tukang Becak Lulus Cum Laude ITB

1. Modal insani

Selama ini, UMKM sering menganggap modal berbentuk uang menjadi masalah utama. Padahal dari hasil riset, masalah utama UMKM adalah human capital atau sumber daya manusia (SDM) atau modal insani.

Dengan SDM yang mumpuni, akan tercipta berbagai langkah kreatif dan inovatif untuk keberlangsungan usahanya.

“Karena itu forum ini ada. Kita berkolaborasi untuk meningkatkan human capital. Di antaranya dengan penciptaan platform yang akan membantu menyelesaikan persoalan UMKM di Indonesia,” ujat Manahan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/3/2020).

Baca juga: Resmi, Reini Wirahadikusumah Dilantik Jadi Rektor ITB Periode 2020-2025

 

2. Pemasaran

Di hadapan ratusan pelaku UMKM, Manahan bertanya, pernahkah mengalami bisnis yang stagnan, tidak rugi namun juga tidak tumbuh optimal?

Mendapatkan pertanyaan tersebut, sebagian besar pelaku UMKM menyatakan pernah mengalaminya.

Hal ini, sambung Manahan, disebabkan karena masalah pemasaran. Secara teori, ada empat strategi pemasaran atau dikenal dengan 4P, yakni product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).

Strategi tersebut, bagi sebagian pelaku UMKM menjadi masalah yang rumit. Dalam forum inilah, persoalan pemasaran akan coba dipecahkan bersama-sama.

“Setelah ada platform mungkin ada yang bingung, terus ini (platform) diapain? Untuk menjawab itu ke depan akan ada klinik untuk membantu memecahkan persoalan UMKM. Semuanya gratis,” ungkap Manahan.

Baca juga: Harapan Ridwan Kamil pada Gebrakan Rektor Baru ITB Reini Wirahadikusumah

 

3. Modal

Persoalan yang sering dikeluhkan adalah modal dalam bentuk pendanaan. Ada kalanya pelaku usaha tidak menjalankan business plannya karena masalah dana.

Eri Nurjaman, Ketua Bidang Usaha Mikro dan Fasilitasi UKM, Dinas Koperasi UKM Kota Bandung mengungkapkan, pemerintah berupaya memfasilitasi kebutuhan pelaku UMKM.

Misalnya dengan memfasilitasi sertifikasi halal. Saat ini, jumlah UMKM di Kota Bandung mencapai 6.249. Dari jumlah tersebut, sebanyak 400an UKM tengah difasilitasi sertifikasi halal.

“Biasanya butuh Rp 2,5 juta untuk pengurusan sertifikasi halal. Kami menggratiskannya untuk 100 UKM tidap tahun,” tuturnya.

Baca juga: Wisata Kuliner Malam, Cara Pemkot Semarang Dukung Pengembangan UMKM

 

Solusi Big Data

CEO of Kazee, I Made Ariya Sanjaya mengungkapkan, ketiga persoalan tersebut bisa diselesaikan dengan big data.

Big data inilah yang digunakan perusahaan besar seperti Gojek untuk mengetahui tempat paling menguntungkan untuk membuka usaha, hingga makanan yang paling diminati.

Baca juga: Soal UMKM di Rest Area, Muhammadiyah Sanjung Jokowi, Kritik Basuki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com