Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toleransi dalam Pondok Pesantren di Bali yang 50 Persen Gurunya Beragama Hindu

Kompas.com - 01/03/2020, 14:40 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Hingga akhirnya ada seorang ibu mualaf yang merupakan istri seorang tentara menawarkan rumah seluar 4 hektar di Tabanan untuk dijadikan Ponpes.

Pertama, ada sekitar 7 anak yatim piatu yang ditampung di Ponpes tersebut.

"Kita bina mereka, anak-anak yatim ini. Rupanya setiap ada acara, mereka menonjol dengan maju berpidato dan bisa bahasa Arab dan Inggris sedikit-sedikit. Mereka dianggap hebat," ceritanya.

Seiring berjalannya waktu, jumlah santri terus bertambah dan banyak orang tua yang ingin menitipkan anaknya. Karena tempat pertama sudah tak cukup, maka Ponpes dipindah ke lahan yang lebih luas pada 1996.

Ponpes ini kemudian semakin berkembang ketika Agustus 1997 didirikan Madrasah Tsanawiyah (SMP).

Kemudian menyusul pada 2000 didirikan Madrasah Aliyah. Hingga, Ponpes ini terus berkembang sampai saat ini.

Kini jumlah santrinya sudah mencapai 420 orang yang didominasi dari Bali dan Lombok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com