Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Siswa SMPN 1 Turi Hanyut Saat Susur Sungai, 8 Tewas, 1 Hilang, Gubernur Minta Pihak Sekolah Bertanggung Jawab

Kompas.com - 22/02/2020, 14:58 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Ratusan siswa SMPN 1 Turi, terseret arus saat melakukan kegiatan pramuka dengan agenda susur Sungai Sempor, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Jumat (21/2/2020) sekitar pukul 15.30 WIB.

Akibat peristiwa itu, delapan orang siswa dinyatakan meninggal dunia, satu masih dalam pencarian.

Berdasarkan data dari BNPB Pusat yang Kompas.com terima, total murid yang melakukan aktivitas itu berjumlah 249 murid dengan rincian kelas 7 sejumlah 124 murid dan dan kelas 8 sejumlah 125. Posko mencatat 216 murid selamat sedangkan 23 murid luka-luka.

Hingga berita ini diturunkan, satu korban masih dalam pencarian Tim SAR gabungan.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, kegiatan susur Sungai Sempor merupakan kecerobohan pihak sekolah. Sebab, kegiatan susur sungai dilakukan saat musim hujan.

Menurutnya, di saat musim penghujan, kegiatan pramuka bisa dilaksanakan di dalam sekolah bukan di lokasi berbahaya seperti di sungai.

Atas peristiwa itu, ia pun meminta semua kegiatan susur sungai di musim penghujan dihentikan sementara.

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X meminta pihak penyelenggara untuk bertanggung jawab atas musibah ini.

Berikut fakta lengkap ratusan siswa SMPN 1 Turi hanyut saat susur sungai yang Kompas.com rangkum:

1. Kronologi kejadian

Proses pencarian siswa SMPN 1 Turi korban terseret arus banjir Sungai Sempor, Sleman. Proses pencarian siswa SMPN 1 Turi korban terseret arus banjir Sungai Sempor, Sleman.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan mengatakan, kejadian berawal saat sejumlah siswa turun ke sungai. Saat itu, hujan belum turun dan arus sungai juga masih normal.

"Namun ternyata di hulu sungai hujan," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Adanya air deras dari hulu sekitar 15.00 WIB, membuat ratusan siswa itu terseret.

Sementara itu, Kepala Dusun Dukuh, Tartono (54) mengatakan, di lokasi kejadian memang sungai dangkal dan tak ada hujan. Namun, para pembina tak paham jika di hulu sedang turun hujan.

"Kalau nggak banjir hanya dangkal, tapi kalau banjir ya bisa satu meter sampai satu setengah meter," jelas.

Baca juga: Kronologi Ratusan Siswa SMP di Sleman Terseret Arus Saat Susur Sungai

 

2. Delapan orang meninggal, satu masih dalam pencarian

Ilustrasi tewas.Shutterstock Ilustrasi tewas.

Setalah adanya peristiwa itu, Tim SAR gabungan langsung melakukan pencarian terhadap siswa yang terbawa hanyut saat kegiatan susur sungai.

Hasilnya, delapan orang ditemukan meninggal, dan satu masih dalam pencarian.

"Jadi total yang sudah ditemukan sembilan orang (Basarnas kemudian meralatnya menjadi 8 orang meninggal-RED), dan satu masih dalam pencarian," kata Koordinator Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto, Sabtu (22/2/2020). 

Sementara itu, Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan mengatakan, Tim SAR gabungan sampai saat ini masih terus melakukan proses pencarian terhadap satu korban lagi.

Sambungnya, jarak pencarian dilakukan dengan menyusur sungai.

"Kira-kira tim pencarian jaraknya sekitar 6-7 km dari titik awal kejadian," ungkapnya.

Baca juga: Tim SAR Temukan 2 Korban, Siswa Susur Sungai yang Tewas Jadi 9 Orang

 

3. 180 personel dikerahkan cari siswa yang hanyut saat susur sungai

Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol YuliyantoKOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto

180 personel gabungan dikerahkan untuk melakukan siswa yang hanyut saat kegiatan susur Sungai Somper, Sleman.

Dalam rilis tertulisnya kepada Kompas.com, Kabid Humas Polda DIY Komisaris Besar Yulianto mengatakan, polisi mengerahkan tim SAR dari Sabhara Polda DIY, Polres dan SAR Polairud.

Tak kurang dari 180 personel gabungan diterjunkan.

Pada saat siswa-siswa mengikuti kegiatan pramuka dengan menyusuri sungai tiba-tiba air meluap. Para siswa pun terbawa derasnya arus.

Hingga saat ini Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian.

Baca juga: 180 Personel Dikerahkan Cari Siswa yang Hanyut Saat Susur Sungai

 

4. BPBD imbau kepada para orangtua untuk melapor jika anaknya belum pulang

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, DIY, Makwan, mengimbau kepada para orangtua siswa SMP 1 Turi Sleman untuk melapor ke petugas jika anak mereka belum pulang pasca-susur sungai.

"Kami juga mengimbau orang tua siswa untuk melapor jika anaknya belum pulang," kata Kepala BPBD Kabupaten Sleman, DIY, Makwan, seperti dilansir dari Antara.

Makwan juga menjelaskan, saat ini masih proses penacrian terus dilakukan di sepanjang aliran Sungai Sempor.

Baca juga: 6 Siswa SMP Turi Tewas Hanyut di Sungai, BPBD: Anaknya Belum Pulang Segera Lapor

 

5. Bupati Sleman: Kecerobohan sekolah

Bupati Sleman Sri PurnomoKOMPAS.com/WIJAYA KUSUMA Bupati Sleman Sri Purnomo

Ratusan siswa SMPN 1 Turi terseret arus saat melakukan kegiatan pramuka dengan agenda susur Sungai Sempor.

Menanggapi peristiwa itu, Bupati Sleman Sri Purnomo menyebut, kegiatan itu merupakan kecerobohan pihak sekolah. Sebab, kegiatan susur sungai dilakukan saat musim hujan.

"Ya itu kecerobohan, artinya melaksanakan kegiatan-kegiatan di sungai pada saat musim hujan. Itu sangat berbahaya," ujar Bupati Sleman Sri Purnomo saat ditemui di lokasi, Jumat.

Menurut Bupati Sleman, di saat musim penghujan, kegiatan Pramuka bisa dilaksanakan di dalam sekolah bukan di lokasi berbahaya seperti di sungai.

"Tetapi ini mereka mengadakan kegiatan di luar lingkungan sekolah, berada di perairan. Ini kan sangat bahaya sekali," ucapnya.

Baca juga: Siswa SMPN 1 Turi Hanyut Saat Susur Sungai, Bupati Sleman: Kecerobohan Sekolah

 

6. Gubernur DIY minta pimpinan sekolah bertanggung jawab

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X mendengarkan paparan soal hanyutnya ratusan siswi SMPN 1 Turi.KOMPAS.com/WIJAYA KUSUMA Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X mendengarkan paparan soal hanyutnya ratusan siswi SMPN 1 Turi.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X meminta pihak penyelenggara untuk bertanggung jawa atas peristiwa ratusan siswa SMPN 1 Turi hanyut saat susur sungai.

"Saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini. Itu saja yang bisa saya sampaikan, dengan sangat sedih dan rasa prihatin," ungkapnya seperti dilansir dari Tribunjogja.

Ia pun tak habis pikir kegiatan susur sungai yang digelar pihak penyelenggara. Pasalnya, kegiatan tersebut harus digelar saat musim penghujan seperti saat ini.

"Saya juga prihatin, kenapa justru musim hujan ada aktivitas menyusuri sungai," tegasnya.

Baca juga: Tragedi Susur Sungai Sempor, Sri Sultan Hamengku Buwono X Minta Pimpinan Sekolah Bertanggungjawab

 

7. Dua posko psikolog didirikan untuk dampingi keluarga dan korban

Suasana Posko Psikologi di SMP Negeri 1 TuriKOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Suasana Posko Psikologi di SMP Negeri 1 Turi

Adanya peristiwa ratusan siswa hanyut saat sisir Sungai Sempor, tim gabungan dari Dinas Kesehatan Sleman dan beberapa universitas di Yogyakarta mendirikan posko psikologi.

Posko psikologi itu didirikan di SMP Negeri 1 Turi dan Puskemas Turi. Posko ini disiagakan untuk memberikan pendampingan kepada keluarga korban.

"Ya, kita sifatnya melakukan pendampingan kepada para survivor, para penyintas. Intinya kita mencoba membantu menyetabilkan emosinya," ujar Walid, koordinator relawan psikolog saat ditemui di SMP Negeri 1 Turi.

Sambungnya, para psikolog ini gabungan dari Dinas Kesehatan dan beberapa universtas di Yogyakarta. Termasuk para mahasiswa Magister Profesi.

"Personel ada sekitar 20-an orang," urainya.

Baca juga: 2 Posko Psikologi Didirikan untuk Dampingi Keluarga dan Korban Susur Sungai

 

Sumber KOMPAS.com: (Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Farid Assifa, Michael Hangga Wismabrata, Setyo Puji, Candra Setia Budi, Phytag Kurniati, Khairina, Teuku Muhammad Valdy Areif)

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com