TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Komunitas "Sampah Cantik" yang berasal dari sekelompok perempuan Kampung Sindangsari Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, berhasil mengubah kawasan Sungai Ciloseh yang tadinya kumuh menjadi taman bermain warna-warni.
Sungai Ciloseh merupakan anak Sungai Citanduy yang membentang melewati beberapa kecamatan kawasan tengah perkotaan Tasikmalaya.
Terlihat taman bermain dan tempat duduk dengan warna perpaduan kuning biru untuk "kongkow" warga di sekitar gang sempit bantaran sungai yang padat pemukiman penduduk itu.
Baca juga: Cerita Dinsos Tasikmalaya Sulit Taklukkan Para Pengemis dan Anak Punk
Beberapa penerangan hias pun tampak di taman yang dulunya bantaran sungai yang kumuh dan dipenuhi sampah rumah tangga.
Setiap hari Jumat, warga sekitar bantaran Sungai Ciloseh terlihat kompak bergotong royong membersihkan lingkungannya tersebut.
Padahal, sebelumnya kawasan sungai ini selalu dipenuhi sampah rumah tangga dan terlihat jorok dan kumuh.
Baca juga: 437 Kendaraan Dinas Pemkot Tasikmalaya Nunggak Pajak, Tim Gabungan Razia di Jalan
"Jadi kalau ada warga yang mau buang sampah sembarangan setelah ditata seperti ini jadi malu. Mereka justru sekarang kompak menjaga kebersihan bantaran sungai sebagai lingkungannya," kata Kepala Seksi Pemerintahan dan Ketertiban Kelurahan Panyingkiran, Solihin kepada wartawan, saat gotong royong bareng komunitas "Sampah Cantik", Jumat (21/2/2020).
Solihin menambahkan, anggaran untuk merubah wilayah kumuh bantaran sungai itu berasal dari Pemerintah Pusat selama ini melalui program Kotaku.
Baca juga: Pasca-Kasus Sunda Empire, Warga Sunda Tasikmalaya Berkumpul di Galunggung
Namun, seluruh proses pembangunan dan penggunaan anggaran itu dilakukan oleh masyarakat setempat.
Mulai dari perencanaan sampai ke pelaksanaan pembangunan secara bergotong royong dilakukan masyarakat setempat.
"Soalnya yang dibangun tempat atau lingkungan mereka. Ya, mereka juga yang merencanakan dan membangun. Mereka juga lah yang memelihara setelah jadi taman seperti ini," tambahnya.
Baca juga: Tasikmalaya Bentuk Tim Khusus Awasi Penggunaan Dana Kelurahan Rp 1 Miliar
Bahkan, jika warga kedapatan ada yang membuang sampah sembarangan ke sungai akan didatangi langsung oleh RW dan RT setempat dan langsung ditegur.
Namun, setelah penataan sungai ini selesai seluruh warga di kampungnya jadi sadar bahwa kebersihan sungai selama ini dirasakan manfaatnya oleh warga sendiri.
Baca juga: Wagub Jabar Sebut Pembakaran Kantor Desa di Tasikmalaya Upaya Hilangkan Barang Bukti Dugaan Korupsi
"Ini dari kita oleh kita. Jadi bukan oleh kita untuk orang lain," kata Yanti.
"Sekarang warga nongkrong jadi enak di taman pinggir sungai. Terus, anak-anak pun senang bermain di taman ini."
"Tak ada lagi bau sampah di sungai. Sungai bersih enak buat kami," ujar Yanti.
Baca juga: Takut Diaudit Dana Desa, Kades Neglasari Tasikmalaya Bakar Kantornya Sendiri
Dulunya, sungai ini sangat dipenuhi oleh sampah rumah tangga sampai bau menyengat selalu terasa jika dilewati masyarakat.
Baca juga: Ini yang Bisa Dilakukan agar Kiamat Sampah di Yogyakarta Tak Terulang
Namun, setelah dibangun penataan sungai salah satunya membangun taman warna warni di sekitar pemukiman, kesadaran masyarakat tak buang sampah sembarangan ke sungai semakin meningkat.
"Kalau kita di dinas di sini hanya bantu saja masyarakat. Kebetulan ada giat rutin pembersihan sungai oleh dinas. Kita juga dibantu oleh masyarakat yang aktif turun menjaga kebersihan sungai," pungkasnya.
Baca juga: Inovatif, Aspal Jalan di Semarang Berbahan Baku Sampah Plastik Kresek
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.