Rizka menceritakan selama 14 hari di Natuna, mereka hidup sangat teratur. Setiap pagi mereka olahraga rutin, sarapan hingga kegiatan-kegiatan positif lain.
Sepanjang itu mereka menjalani proses medis hingga masa inkubasi 14 hari namun tak ada satu pun yang terpapar virus corona.
"Kita semua sehat. Alhamdulillah sudah tiba di Samarinda, ingin makan bakso," kata Rizka sambil tertawa kecil.
Kondisi terakhir saat pulang ke Indonesia, kata Rizka sempat kekurangan makanan. Semua akses penerbangan ditutup. Dia bersama teman-temannya beberapa hari hanya makan bubur.
"Tapi syukur lah, akhirnya kita bisa tiba di kampung halaman," tutur dia.
Mahasiswa lain, Innesa Alviani Nur Fadilah juga mengutarakan kegembiraannya tiba di Samarinda.
"Senang banget. Masyarakat bisa terima kami. Bisa ketemu keluarga. Masyarakat juga terima kami dengan senang. Tidak membedakan kami yang membawa virus," kata Innes sapaannya.
Selama menjalani karantina, Innes mengaku senang. Karena semua kegiatan yang dijalani baik dan teratur. Bahkan dirinya merasa nyaman selama disana. Kesan kebersamaan selalu dia ingat.
"Nyaman banget di sana. Serasa bukan karantina," kata perempuan berhijab ini.
"Setelah ini pengen makan bakso," sambung Innes.
Innes merupakan mahasiswa Kedokteran di Hubei Minzu University di Provinsi Hubei.
Baca juga: Sabtu, 14 Mahasiswa Kaltim Dipulangkan Usai Karantina di Natuna, Pemprov Minta Tak Ada Stigmatisasi