Salin Artikel

Isak Tangis Keluarga Pecah Saat Sambut 9 Mahasiswa Kaltim, Usai Jalani Observasi di Natuna

Mereka tiba pukul 11.10 WITA menggunakan pesawat Airbus A320 Batik Air.

Pihak keluarga dari sembilan mahasiswa ini sudah menunggu ruang VIP sejak pagi pukul 10.00 WITA.

Pelukan hangat dan isak tangis mewarnai saat para mahasiswa ini menginjak kaki di ruang VIP. Raut wajah mereka memerah.

Saat turun dari pesawat tak satupun dari ke sembilan mahasiswa ini menggunakan masker. Begitu juga dengan pihak keluarga yang menjemput.

Disambut isak tangis dan pelukan

Rusdiana warga Jalan Loa Bakung ini sangat khawatir dengan anaknya, Rizka Nurazizah (20). Namun kini, anak kedua dari empat bersaudara itu tiba dipeluknya. Dia tak khawatir lagi.

"Alhamdulillah. Saya senang bahagia. Anak saya sudah sampai di sini. Saya enggak khawatir lagi," ungkap Rusdiana sambil memeluk anaknya saat ditemui di ruang VIP Bandara APT Pranoto, Minggu.

Rizka sudah tiga tahun mengambil kuliah Kedokteran di Hubei Polytechnic University Kota Huangshi.

Jarak dari kota ini ke Kota Wuhan tempat virus corona merebak, dua jam perjalanan.

Rusdiana mengaku selama ini semua keluarganya sangat khawatir dengan anaknya. Kini semua terobati dengan tiba di Samarinda.


Ingin makan bakso

Rizka menceritakan selama 14 hari di Natuna, mereka hidup sangat teratur. Setiap pagi mereka olahraga rutin, sarapan hingga kegiatan-kegiatan positif lain.

Sepanjang itu mereka menjalani proses medis hingga masa inkubasi 14 hari namun tak ada satu pun yang terpapar virus corona.

"Kita semua sehat. Alhamdulillah sudah tiba di Samarinda, ingin makan bakso," kata Rizka sambil tertawa kecil.

Kondisi terakhir saat pulang ke Indonesia, kata Rizka sempat kekurangan makanan. Semua akses penerbangan ditutup. Dia bersama teman-temannya beberapa hari hanya makan bubur.

"Tapi syukur lah, akhirnya kita bisa tiba di kampung halaman," tutur dia.

Serasa bukan di karantina...

Mahasiswa lain, Innesa Alviani Nur Fadilah juga mengutarakan kegembiraannya tiba di Samarinda.

"Senang banget. Masyarakat bisa terima kami. Bisa ketemu keluarga. Masyarakat juga terima kami dengan senang. Tidak membedakan kami yang membawa virus," kata Innes sapaannya.

Selama menjalani karantina, Innes mengaku senang. Karena semua kegiatan yang dijalani baik dan teratur. Bahkan dirinya merasa nyaman selama disana. Kesan kebersamaan selalu dia ingat.

"Nyaman banget di sana. Serasa bukan karantina," kata perempuan berhijab ini.

"Setelah ini pengen makan bakso," sambung Innes.

Innes merupakan mahasiswa Kedokteran di Hubei Minzu University di Provinsi Hubei.


Fasilitas jemputan dari Pemprov Kaltim

Kini ke sembilan mahasiswa ini telah dijemput oleh keluarga dan pulang ke rumah masing-masing.

Sebelumnya, pukul 09.00 WITA lima mahasiswa Kaltim lainnya juga tiba Bandara Sepinggan, Balikpapan dan disambut Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi bersama jajaran di ruang VIP bandara.

Sedangkan di Samarinda disambut Asisten Administrasi Umum Setdaprov Kaltim HS Fathul Halim dan Plt Kadinkes Kaltim Andi Muhammad Ishak serta jajaran Dinas Kesehatan Kota Samarinda dan para orangtua.

Setelah tiba, para mahasiswa ini langsung diserahterimakan kepada orang tua dan bagi yang tidak dijemput keluarga, Pemprov Kaltim memfasilitasi hingga ke daerah masing-masing.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/16/15272871/isak-tangis-keluarga-pecah-saat-sambut-9-mahasiswa-kaltim-usai-jalani

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke