PALU, KOMPAS.com - Sejak upaya penangkapan buaya berkalung ban bekas digencarkan, suasana pinggir Sungai Palu, Sulawesi Tengah, makin ramai.
Satuan Tugas Penyelamatan Hewan Liar Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah mengeluhkan keadaan ini.
Ramainya warga dianggap membuat upaya penangkapan semakin sulit.
"Kami berharap mereka menjauh dari lokasi, untuk memudahkan tim bekerja. Namun kami kesulitan membendung keinginan warga untuk melihat proses penyelamatan satwa liar ini," kata Ketua Tim Satgas Penyelamatan Satwa Liar BKSDA Sulawesi Tengah, Haruna, di Palu, Kamis (13/2/2020).
Baca juga: Terkendala Izin, Pakar Buaya Jatim Tak Dibolehkan Bantu Penyelamatan Buaya Berkalung Ban di Palu
Sedangkan upaya penyelamatan untuk melepas ban di leher buaya malang itu masih terus berlangsung.
Sekitar 11.30 WITA, buaya itu sempat muncul di muara sungai.
Hanya saja, setelah memperlihatkan kepala dan ban yang terjebak di lehernya, hewan melata itu kembali menghilang.
Saat reptil itu terlihat, tidak ada tindakan yang diambil tim gabungan BKSDA Sulawesi Tengah.
Begitu pula Matt Wright, pecinta alam dari Australia, yang ikut membantu upaya penangkapan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.