Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Prianggono, Mantan Preman Tinggalkan Dunia Hitam untuk Dirikan Panti Asuhan

Kompas.com - 11/02/2020, 06:20 WIB
Wijaya Kusuma,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Prianggono selalu mengambil jatah uang dari sejumlah pemilik toko yang ada di salah satu wilayah di Semarang.

"Di Pamularsih ada toko-toko itu, setiap bulan saya mendapatkan jatah. Tapi, ya uang jatah itu habisnya hanya buat minum," ungkapnya.

Di Semarang, Prianggono sempat bekerja sebagai penjaga malam di sebuah rumah di daerah Simpang Lima.

Prianggono kemudian bekerja di sebuah bank sebagai office boy hingga penagih khusus kartu kredit.

Selama perjalanan hidupnya, berbagai hal buruk telah dia lakukan.

"Saya setiap hari minum, ya macam-macam, maksiatlah," ungkapnya.

Merasa jenuh, Prianggono lantas bertekad untuk meninggalkan kehidupannya yang kelam.

Hal lain yang mendorongnya, yaitu karena dia sudah mempunyai istri.

Prianggono mulai memikirkan masa depan keluarganya.

"Ada titik jenuh juga, terus galau, gelisah akan hidup. Saya itu seorang laki-laki punya istri, nanti ke depannya akan seperti apa kalau seperti ini terus," ungkapnya.

"Alhamdulillah, saya waktu itu belajar sedekah. Awalnya tahun 2009, gara-gara nonton TV tentang sedekah," imbuhnya.

Prianggono pun akhirnya memutuskan untuk memulai hidup baru.

Ia meninggalkan Semarang dan pindah ke Sleman, Yogyakarta.

Di kota ini dia memulai hidup baru bersama istrinya.

Baca juga: Kisah Sedih Calon Pengantin di Natuna, Nyaris Gagal Nikah gara-gara Lokasi Resepsi Dekat Karantina Virus Corona

Ia kemudian membuka usaha dengan berjualan soto.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com