Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Pembunuhan Bos Toko Bangunan di Denpasar, Sakit Hati Dimarahi Korban hingga Pelaku Kalut Memukul dengan Batu

Kompas.com - 08/02/2020, 07:00 WIB
Setyo Puji

Editor

Setelah olah TKP, polisi melanjutkan dengan melakukan pemeriksaan sejumlah saksi.

Dari pemeriksaan saksi itu, polisi mencurigai gerak-gerik Sakim yang merupakan teman dari anak korban.

Karena saat kejadian itu, Sakim sempat berada di lokasi kejadian.

Meski awalnya sempat mengelak, tapi setelah dilakukan interogasi mendalam oleh polisi, Sakim akhirnya mengakui perbuatannya. Ia nekat membunuh korban karena dendam.

Baca juga: Bos Toko Bangunan di Denpasar Dibunuh Teman Anaknya

3. Sakit hati sering dimarahi korban

Kepada polisi, Sakim Fadilah (38) mengakui perbuatannya yang telah membunuh Senawati.

Alasannya, karena merasa sakit hati dengan sikap yang ditunjukan korban kepadanya.

Pasalnya, ia sering dimarahi saat berkunjung ke rumah temannya itu. Bahkan, Sakim tak jarang disebut dukun, iblis, dan gila.

Sikap tersebut ditunjukan korban sejak pertama bertemu dengannya. Dan puncak kemarahan korban itu terjadi sekitar tiga bulan lalu.

"Disebut seperti itu pelaku tersinggung," kata Wakil Kepala Polresta Denpasar AKBP I Wayan Jiartana di Mapolresta Denpasar, Jumat (7/2/2020).

Baca juga: Motif Pembunuhan Bos Toko Bangunan, Pelaku Dendam Disebut Dukun dan Iblis

4. Pelaku kalut dan memukul dengan batu

Ilustrasi.Shutterstock Ilustrasi.

Sakim berteman dengan anak korban bernama Andi sudah sejak dua tahun lalu.

Mereka memiliki hobi yang sama, yaitu memelihara ayam hias.

Karena memiliki kesamaan hobi itu, Sakim sering berkunjung ke rumah Andi.

Hanya saja saat pertama melihat Sakim, orangtua Andi dianggap sudah menunjukan ketidaksukaannya. Bahkan, beberapa kali Sakim sempat dimarahi dengan kata-kata kasar oleh korban. Puncaknya, terjadi pada tiga bulan lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com