KOMPAS.com - Pemilik toko bangunan yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani Utara, Gang Merpati, Denpasar, ditemukan tewas di kamarnya, Rabu (5/2/2020).
Korban yang bernama Senawati Candra (54) tersebut diketahui pertama kali telah tewas oleh anaknya.
Melihat kondisi fisik korban, polisi yang melakukan olah tempat kejadian perkara mencurigai Senawati tewas karena dibunuh.
Pasalnya, ditemukan sejumlah luka serius di kepala dan bercak darah di sekitar lokasi tubuh korban.
Setelah dilakukan pemeriksaan sejumlah saksi, polisi mendapatkan petunjuk. Tiga jam kemudian polisi menetapkan seorang tersangka.
Pelaku pembunuhan itu tak lain adalah teman anak korban yang saat itu bermain di rumahnya.
Berikut ini fakta selengkapnya:
Rabu (5/2/2020), warga di Gang Merpati, Denpasar, Bali, digegerkan dengan tewasnya pemilik toko bangunan yang bernama Senawati Candra (54).
Pasalnya, meninggalnya korban tersebut dianggap tak wajar.
Kuat dugaan korban tewas karena dibunuh, karena banyak luka di kepalanya.
"Masih penyelidikan. Diduga dibunuh," kata Kapolresta Denpasar, Kombes ruddi Setiawan.
Jenazah korban pertama kali ditemukan anaknya sekitar pukul 12.00 WITA.
Mendapati korban sudah tak bernyawa, anaknya kemudian melaporkan kejadian itu kepada polisi.
Baca juga: Wanita Pemilik Toko Bangunan Diduga Dibunuh di Denpasar
Mendapat laporan itu, polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara.
Setelah olah TKP, polisi melanjutkan dengan melakukan pemeriksaan sejumlah saksi.
Dari pemeriksaan saksi itu, polisi mencurigai gerak-gerik Sakim yang merupakan teman dari anak korban.
Karena saat kejadian itu, Sakim sempat berada di lokasi kejadian.
Meski awalnya sempat mengelak, tapi setelah dilakukan interogasi mendalam oleh polisi, Sakim akhirnya mengakui perbuatannya. Ia nekat membunuh korban karena dendam.
Baca juga: Bos Toko Bangunan di Denpasar Dibunuh Teman Anaknya
Kepada polisi, Sakim Fadilah (38) mengakui perbuatannya yang telah membunuh Senawati.
Alasannya, karena merasa sakit hati dengan sikap yang ditunjukan korban kepadanya.
Pasalnya, ia sering dimarahi saat berkunjung ke rumah temannya itu. Bahkan, Sakim tak jarang disebut dukun, iblis, dan gila.
Sikap tersebut ditunjukan korban sejak pertama bertemu dengannya. Dan puncak kemarahan korban itu terjadi sekitar tiga bulan lalu.
"Disebut seperti itu pelaku tersinggung," kata Wakil Kepala Polresta Denpasar AKBP I Wayan Jiartana di Mapolresta Denpasar, Jumat (7/2/2020).
Baca juga: Motif Pembunuhan Bos Toko Bangunan, Pelaku Dendam Disebut Dukun dan Iblis
Sakim berteman dengan anak korban bernama Andi sudah sejak dua tahun lalu.
Mereka memiliki hobi yang sama, yaitu memelihara ayam hias.
Karena memiliki kesamaan hobi itu, Sakim sering berkunjung ke rumah Andi.
Hanya saja saat pertama melihat Sakim, orangtua Andi dianggap sudah menunjukan ketidaksukaannya. Bahkan, beberapa kali Sakim sempat dimarahi dengan kata-kata kasar oleh korban. Puncaknya, terjadi pada tiga bulan lalu.
Pada Rabu (5//2/2020), Sakim kembali berkunjung ke rumah Andi.
Saat Andi meninggalkannya dirumah untuk membeli rokok, pelaku melihat korban sedang duduk di teras rumah sendirian.
Karena dendam dengan sikap korban sebelumnya, pelaku kalut dan mengambil batu untuk membunuhnya.
"Pelaku menggunakan batu, dan korban lari sampai di kamar terus dipukul sehingga korban alami luka di seluruh bagian kepala sehingga tewas," kata Wakil Kepala Polresta Denpasar AKBP I Wayan Jiartana.
Penulis : Kontributor Bali, Imam Rosidin | Editor : Dheri Agriesta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.