Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pilu WNI yang Terjebak di Wuhan, 3 Jam Sekali Telepon hingga Stok Masker Menipis

Kompas.com - 29/01/2020, 06:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

3. Tiga jam sekali telepon 

Abdul Rahum (50) mengaku khawatir atas kondisi anaknya, Dewi Pujut Putri Aririen (20), yang sedang berada di Kota Wuhan.

Pria warga Desa Gapura, Lombok, Nusa Tenggara Barat itu mengatakan, mengaku setiap 3 jam menelepon anaknya yang sedang menyelesaikan kuliah di kota tersebut.

"Ya, kami orangtua sangat mengharapkan dia bisa pulang untuk sementara waktu dan tentu putri saya juga punya harapan yang sama karena di Wuhan kita tidak tahu seperti apa yang terjadi dengan wabah virus corona," ungkap Abdul, Selasa (28/1/2020).

Abdul menambahkan, saat komunikasi terakhir dengan putrinya itu, putrinya dalam kondisi Dewi baik-baik saja.

"Alhamdulillah, dia dalam kondisi sehat baik, dia selalu di dalam kamar, komunikasi terakhir tadi pagi," ungkapnya.

Baca juga: Cerita Ayah Telepon Putrinya di Wuhan 3 Jam Sekali Hanya untuk Tanya Kabar

4. Lima hari terjebak, stok masker mulai menipis

Capture video dari Rio Alfi mahasiswa asal Riau, yang memperlihatkan sejumlah petugas melakukan pembersihan di Kota Wuhan, China, untuk mencegah penyebaran virus corona, Senin (27/1/2020).Dok. Istimewa Capture video dari Rio Alfi mahasiswa asal Riau, yang memperlihatkan sejumlah petugas melakukan pembersihan di Kota Wuhan, China, untuk mencegah penyebaran virus corona, Senin (27/1/2020).

Ayu Febriana (19), mahasiswi Indonesia asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), sudah lima hari terisolasi di asrama mahasiswa Kampus Jiangsu Institute of Commerce (JIC), di Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, China.

Dirinya dan sejumlah mahasiswa lainnya juga terus memberi kabar ke keluarga mereka di kampung halaman.

Begitu juga Ayu, dirinya terus memberitahu ibunya, Riri Firman, tentang kondisinya.

Menurut Riri, Ayu sempat berkeluh kesah jika terjebaj di asrama dengan masker yang hanya tersisa empat lembar.

"Ayu diminta bertahan di dalam asrama selama dua pekan sementara stok masker sudah menipis. Infonya bantuan untuk mahasiswa JIC segera dikirim besok atau lusa sesampainya dari KBRI di Shanghai," ujar Riri saat dikonfirmasi, Selasa (28/1/2020).

Baca juga: Curhat Mahasiswa Asal Kalsel Terisolasi di China karena Virus Corona: Masker Tinggal 4 Lembar

(Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani, Kontributor Gresik, Hamzah Arfah, Kontributor Banjarmasin, Andi Muhammad Haswar | Editor: David Oliver Purba, Caroline Damanik, Abba Gabrilin, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com