LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Abdul Rahum (50) hanya ingin anaknya segera pulang ke rumah mereka di Desa Gapura, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Dia mengaku khawatir ketika kabar virus corona merebak di Wuhan, tempat sang anak sedang berkuliah. Tak ada harapannya selain sang putri, Dewi Pujut Putri Aririen (20), segera bisa dipulangkan.
"Ya, kami orangtua sangat mengharapkan dia bisa pulang untuk sementara waktu dan tentu putri saya juga punya harapan yang sama karena di Wuhan kita tidak tahu seperti apa yang terjadi dengan wabah virus corona," ungkap Abdul, Selasa (29/1/2020).
Baca juga: Orangtua Mahasiswa Aceh: Pak Jokowi, Pulangkan Anak Kami dari Wuhan...
Abdul mengatakan, dalam komunikasi terakhir dengan putrinya pada Selasa pagi, dia mengetahui kondisi Dewi baik-baik saja.
"Alhamdulillah, dia dalam kondisi sehat baik, dia selalu di dalam kamar, komunikasi terakhir tadi pagi," ungkapnya.
Baca juga: Kisah Mahasiswa Aceh Terisolasi Virus Corona Wuhan, Uang Rp 50 Juta pun Tak Cukup...
Abdul bercerita, setiap tiga jam sekali, dia dan anaknya berkomunikasi. Dia selalu ingin mengetahui perkembangan kondisi anaknya di Wuhan.
Dia pun berharap agar Pemerintah Indonesia bisa dapat memulangkan putrinya dari Wuhan.
"Kami harap, Pemerintah bisa memulangkan anak kami karena sebaik-baiknya tempat, untuk saat ini yaitu di kampung halaman," kata Abdul.
Baca juga: Curhat Mahasiswa asal Kalsel Terisolasi di China karena Virus Corona: Masker Tinggal 4 Lembar
Dewi diketahui sebagai mahasiswa China University of Geosciences yang berada di Kota Wuhan. Dia mengambil jurusan Geoteknologi dan sedang menempuh semester dua.
Harapan yang sama
Sebelumnya, orangtua mahasiswa asal Aceh yang masih terisolasi di Wuhan juga meminta Presiden Jokowi untuk segera memulangkan seluruh mahasiswa ke Tanah Air seiring merebaknya virus corona di Wuhan.
Rosnawati, misalnya, khawatir akan kondisi kesehatan anaknya, Hayatul Hikmah, mahasiswi Aceh yang kuliah di Huazhong University of Science and Technology (HUS).
Dia bersyukur, komunikasi via aplikasi WhatsApp dengan putrinya berlangsung lancar.
"Saya harap Presiden dan Gubernur Aceh memulangkan anak kami dari sana untuk sementara waktu. Ini sungguh menakutkan,” kata warga Desa Cot Seutuy, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, itu, kepada Kompas.com, Senin (27/1/2020).
Pada Senin, Rosnawati menyebutkan, sampai saat ini Pemerintah Aceh belum berkomunikasi dengan orangtua mahasiswa yang kuliah di Provinsi Hubei, China. Kabar hanya mereka dapatkan langsung dari anak masing-masing.
“Anak saya di asrama. Tidak keluar rumah. Mereka krisis makanan. Karena minimarket tutup. Tidak bisa belanja,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Rosnawati, pihak otoritas China mengkarantina para mahasiswa di asrama masing-masing tanpa pemeriksaan kesehatan untuk mereka.
“Semoga pemerintah segera memulangkan anak kami agar kami tidak khawatir dan tenang," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.