Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Batik Kulon Progo Mulai Pakai Mesin yang Ubah Limbah Jadi Air Baku

Kompas.com - 23/01/2020, 06:34 WIB
Dani Julius Zebua,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Peneliti dalam Tim Limbah Desa Batik Sehat, Dr Fean Davisunjaya Sarian dari Kochi University of Tech, mengungkapkan komponen mesin masih berasal dari luar negeri.

Itu yang membuat harga mesin jadi tinggi kisaran Rp 80-100 juta. 

"Bila tanpa maintenence, (waktu pemakaiannya) bisa 20-30 tahun," kata Fean. 

Bupati Kulon Progo Sutedjo mengungkapkan, pemerintah memang mendorong industri batik Lendah memanfaatkan keberadaan teknologi yang ada untuk mengatasi kesulitan pengolahan limbah di antara para perajin.

"Mesin itu harus beli dan harganya memang cukup mahal, tapi ada cara. Misal, kompanyon atau bergabung 4-5 perajin beli 1 alat. Gotong royong membeli alat," kata Sutedjo. 

Dengan demikian, menurut Bupati Kulon Progo, industri batik bisa berkembang optimal tapi tetap sehat. Tidak hanya dirasakan warga sekitar industri, tetapi juga para buruh dan pekerja batik.

"Kami ingin produksi batik berkembang optimal dan sehat. Kami ingin mengamankan semua yang terlibat dalam proses batik," kata Sutedjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com