KULON PROGO, KOMPAS.com - Industri batik di Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memasuki era baru pengolahan limbah.
Perajin batik Lendah berniat mengolah limbah secara bersama dengan menggunakan mesin pemurni limbah menjadi air baku.
"Kami akan mengusahakan alat lagi. Yang pasti ternyata alat ini membantu menghadapi kendala limbah batik yang selama ini jadi masalah di lingkungan kami," kata Ketua Paguyuban (Perajin) Batik Lendah, Umbuk Haryanto di rumah produksinya, Rabu (22/1/2020).
Baca juga: Viral Sumber Air Tercemar Limbah Babi, PDAM Kabupaten Semarang: Kami Jamin Aman
Saat ini, ada 25 perajin di Kapanewon Lendah. Setiap perajin menyumbang rata-rata 250-300 liter limbah dalam satu hari.
Awalnya para perajin mengelola sendiri limbah masing-masing dengan cara seadanya. Semisal dengan menyaring air limbah dengan ijuk dan arang.
Dalam keterbatasan pengetahuan, mereka meyakini cara itu tidak sepenuhnya berhasil dan masih jauh dari standar baku mutu lingkungan.
Baca juga: Limbah Minyak Hitam Cemari Perairan Bintan, Plt Gubernur Kepri Marah
Selain itu, ada keluhan dari warga sekitar yang sumur-sumurnya tercemar limbah.