Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Normalisasi Sungai Kalimas agar Banjir Surabaya Tak Berulang

Kompas.com - 20/01/2020, 08:09 WIB
Ghinan Salman,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Mengapa Pemkot Surabaya proaktif?

Saat ditanya mengapa Pemkot Surabaya lebih proaktif melakukan pengerukan di Sungai Kalimas, dia menuturkan, hal itu dilakukan hanya demi mencegah genangan akibat luapan sungai.

Pasalnya, Kalimas juga menjadi muara dari beberapa saluran air tersier dan sekunder yang ada di sekitar lingkungan warga.

Baca juga: Ini Penjelasan BMKG soal Fenomena Eddy di Balik Banjir Surabaya

Di sisi lain, selama ini pihak Perum Jasa Tirta selaku pengelola dinilai kurang optimal dalam melakukan tugasnya untuk melakukan normalisasi.

Menurut dia, ketidakoptimalan Perum Jasa Tirta menjalankan tugasnya di Kalimas, dimungkinkan akibat begitu panjangnya Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dikelola, yakni mulai dari Malang, Karangkates, Tulung Agung, Kediri, Kali Porong dan Kalimas yang berada di Surabaya.

"Mungkin banyak yang diurusi. Kemudian, mereka (Perum Jasa Tirta) memandang, Surabaya mempunyai banyak tenaga operasional untuk melakukan pengerukan," tutur dia.

Febri menambahkan, pengerukan saluran tak hanya dilakukan di saluran air primer seperti Sungai Kalimas.

Pengerukan saluran juga dilakukan oleh Dinas PU Binamarga dan Pematusan Kota Surabaya ke seluruh kawasan. Semua rayon, kata dia, turut melakukan pengerukan dengan menggunakan alat berat dan manual.

Sebagaimana diketahui, hujan deras sempat mengguyur Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu (15/1/2020) sore hingga malam hari.

Hujan deras selama kurang lebih dua jam itu menyebabkan 32 titik jalan protokol Kota Pahlawan terendam banjir.

Ketinggian banjir yang menggenangi 32 titik jalan protokol itu bervariasi, yakni mulai 10 sentimeter hingga 80 sentimeter atau hampir mencapai 1 meter. Ketinggian air yang paling tinggi merendam Jalan Mayjend Sungkono.

Meski demikian, banjir di sejumlah jalan protokol cepat surut hanya dalam waktu sekitar dua sampai tiga jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com