Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lubang Tambang Galian C Diduga Penyebab Banjir Bandang di Sikka, NTT

Kompas.com - 14/01/2020, 10:17 WIB
Nansianus Taris,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

Bahkan, perusahaan penambang juga menutup aliran air di kali Waigete. 

Hal itu diduga yang mengakibatkan air kali tersumbat.

Saat hujan, air diduga tidak mengalir dapat mengalir ke laut, tetapi menyebar dan meluap ke wilayah pemukiman warga. 

Sudah tidak ada beda antara lokasi galian tambang dan kali.

Perusahaan penambang juga menambang di pinggir kali dan menjadikan kali jalan masuk dan keluar untuk mengambil material. 

Tambang-tambang galian c itu digali menggunakan alat berat ekskavator.

Saat pantauan di lokasi, tampak ada 4 ekskavator yang sedang parkir. Tetapi, tidak ada aktivitas penambangan. 

Bencana yang menghantui warga

Stevanus, warga Desa Egon yang rumahnya dekat lokasi tambang mengatakan, banjir bandang 2 pekan lalu itu disebabkan air Kali Waigete yang tertutup batu galian C.

Perusahaan tambang membuat jalan dengan menutup Kali Waigete, agar bisa dilalui kendaraan dump truck. 

"Jika tidak segera ditertibkan, dampak galian C ini lebih besar lagi. Apalagi lubang-lubang galian sudah sangat dalam, kalau hujan seperti danau. Kami yang rumah dekat ini tidak nyaman betul. Tanah saya juga terancam longsor akibat galian C ini," kata Stevanus.

Baca juga: Gubernur Viktor: Kalau Investor Bawa Uang ke NTT, Jangan Diperas

Stevanus menuturkan, sebagai warga dirinya bingung, apakah perusahan-perusahan yang menambang galian C di wilayah itu memiliki izin operasi. 

Kemudian, sekalipun memiliki izin, muncul pertanyaan, apakah pemerintah melalui dinas terkait mengizinkan gali tambang di wilayah bantaran sungai dan menutup daerah aliran sungai.

Selain itu, Stevanus juga mempertanyakan, apakah dinas terkait memberi izin aktivitas penambangan yang tidak memikirkan dampak terhadap masyarakat sekitar.

"Musim kering Pak, rumah kami ini diserbu debu dari aktivitas tambang-tambang ini. Kasian kami ini. Kalau musim hujan juga selalu dihantui perasaan takut banjir. Kami juga takut anak-anak berenang di lubang-lubang bekas galian C yang sangat dalam ini," tutur Stevanus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com