MAUMERE, KOMPAS.com - Puluhan rumah dan sejumlah fasilitas umum di Desa Egon, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) diterjang banjir bandang sejak akhir Desember 2019.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
Namun, aktivitas warga terganggu karena banjir yang menggenangi rumah warga hingga setinggi 60 sentimeter.
Warga menduga, musibah banjir itu disebabkan aktivitas galian C yang membuat aliran sungai menjadi mampet.
Baca juga: Membuat Rumah Ikan Apung, Siasat Nelayan Pamekasan Saat Cuaca Ekstrem
Joni Carvaloy yang merupakan warga setempat mengatakan, banjir bandang yang menerjang desanya itu disebabkan aliran sungai yang mampet.
Sebab, di sekitaran sungai dan permukiman warga ada aktivitas penambangan batu dan pasir yang dilakukan sejumlah perusahan tambang galian C.
"Ini kan gara-gara beberapa perusahaan penambang galian c menutup jalur air di Kali Waigete menuju ke laut. Jadinya, air kali tersumbat dan meluap ke rumah warga, puskesmas, dan gedung sekolah," kata Joni.
Warga sekitar merasa protes kepada pemerintah daerah dan juga perusahaan tambang galian C itu tidak pernah didengarkan.
Fakta di lokasi lubang tambang galian
Pada Senin (13/1/2019), Kompas.com menyusuri areal tambang di Desa Egon, Kecamatan Waigete.
Luas areal tambang sekitar lebih dari 5 hektar.
Lubang dengan kedalaman sekitar puluhan meter menganga di mana-mana akibat penambangan.
Perusahaan yang menambang di lokasi ini juga menggali tambang di bantaran Kali Waigete.
Kali Waigete pun tertutup batu besar yang digali.
Baca juga: Warga Korban Tanah Longsor di NTT Masih Tinggal di Rumah Gendang