Salin Artikel

Lubang Tambang Galian C Diduga Penyebab Banjir Bandang di Sikka, NTT

Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.

Namun, aktivitas warga terganggu karena banjir yang menggenangi rumah warga hingga setinggi 60 sentimeter.

Warga menduga, musibah banjir itu disebabkan aktivitas galian C yang membuat aliran sungai menjadi mampet.

Joni Carvaloy yang merupakan warga setempat mengatakan, banjir bandang yang menerjang desanya itu disebabkan aliran sungai yang mampet.

Sebab, di sekitaran sungai dan permukiman warga ada aktivitas penambangan batu dan pasir yang dilakukan sejumlah perusahan tambang galian C. 

"Ini kan gara-gara beberapa perusahaan penambang galian c menutup jalur air di Kali Waigete menuju ke laut. Jadinya, air kali tersumbat dan meluap ke rumah warga, puskesmas, dan gedung sekolah," kata Joni.

Warga sekitar merasa protes kepada pemerintah daerah dan juga perusahaan tambang galian C itu tidak pernah didengarkan. 

Fakta di lokasi lubang tambang galian

Pada Senin (13/1/2019), Kompas.com menyusuri areal tambang di Desa Egon, Kecamatan Waigete.

Luas areal tambang sekitar lebih dari 5 hektar.

Lubang dengan kedalaman sekitar puluhan meter menganga di mana-mana akibat penambangan. 

Perusahaan yang menambang di lokasi ini juga menggali tambang di bantaran Kali Waigete.

Kali Waigete pun tertutup batu besar yang digali.


Bahkan, perusahaan penambang juga menutup aliran air di kali Waigete. 

Hal itu diduga yang mengakibatkan air kali tersumbat.

Saat hujan, air diduga tidak mengalir dapat mengalir ke laut, tetapi menyebar dan meluap ke wilayah pemukiman warga. 

Sudah tidak ada beda antara lokasi galian tambang dan kali.

Perusahaan penambang juga menambang di pinggir kali dan menjadikan kali jalan masuk dan keluar untuk mengambil material. 

Tambang-tambang galian c itu digali menggunakan alat berat ekskavator.

Saat pantauan di lokasi, tampak ada 4 ekskavator yang sedang parkir. Tetapi, tidak ada aktivitas penambangan. 

Bencana yang menghantui warga

Stevanus, warga Desa Egon yang rumahnya dekat lokasi tambang mengatakan, banjir bandang 2 pekan lalu itu disebabkan air Kali Waigete yang tertutup batu galian C.

Perusahaan tambang membuat jalan dengan menutup Kali Waigete, agar bisa dilalui kendaraan dump truck. 

"Jika tidak segera ditertibkan, dampak galian C ini lebih besar lagi. Apalagi lubang-lubang galian sudah sangat dalam, kalau hujan seperti danau. Kami yang rumah dekat ini tidak nyaman betul. Tanah saya juga terancam longsor akibat galian C ini," kata Stevanus.

Stevanus menuturkan, sebagai warga dirinya bingung, apakah perusahan-perusahan yang menambang galian C di wilayah itu memiliki izin operasi. 

Kemudian, sekalipun memiliki izin, muncul pertanyaan, apakah pemerintah melalui dinas terkait mengizinkan gali tambang di wilayah bantaran sungai dan menutup daerah aliran sungai.

Selain itu, Stevanus juga mempertanyakan, apakah dinas terkait memberi izin aktivitas penambangan yang tidak memikirkan dampak terhadap masyarakat sekitar.

"Musim kering Pak, rumah kami ini diserbu debu dari aktivitas tambang-tambang ini. Kasian kami ini. Kalau musim hujan juga selalu dihantui perasaan takut banjir. Kami juga takut anak-anak berenang di lubang-lubang bekas galian C yang sangat dalam ini," tutur Stevanus.


Respons bupati

Sementara itu, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo menegaskan, pihaknya akan memanggil semua perusahan yang menambang galian C di Kecamatan Waigete tersebut.

"Kita panggil semua. Kita periksa semua dokumen, SPPL, Amdal, kalau pelaksanaanya tidak sesuai dokumen, itu pelanggaran. Itu bisa dituntut secara hukum. Nanti saya minta teman-teman pers, nanti Bupati kasih izin untuk buka dokumen-dokumen izin penambangan," kata Roberto.

Menurut Bupati, apabila pelaksananya tidak sesuai dengan izin dan aturan, aktivitas penambangan dapat berbahaya bagi lingkungan.

"Ada banjir, korban banyak, siapa yang rugi nanti. Nanti kita akan periksa. Jangan sampai izin teknis pengelolaanya A, mereka buat B," kata Roberto.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun Kompas.com, ada 5 perusahan yang melakukan aktivitas penambangan di Desa Egon, Kecamatan Waigete yakni PT BI, PT NTJ, PT CRI, PT KI, dan PT EP. 

Aktivitas penambangan galian C ini juga diduga dijaga oleh aparat keamanan.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/14/10175571/lubang-tambang-galian-c-diduga-penyebab-banjir-bandang-di-sikka-ntt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke