Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Tewas di Danau ITB, Alami Gangguan Jiwa dan Dilaporkan Hilang 4 Hari Lalu

Kompas.com - 10/01/2020, 17:33 WIB
Aam Aminullah,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - M Edward Nauli (28), pria yang ditemukan tewas mengambang diduga terpeleset di Danau Kampus ITB Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (10/1/2020) pagi.

Edward merupakan warga RT003/RW012, Kelurahan Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Jawa Barat.

Sebelum ditemukan tewas, Edward telah menghilang sejak 4 hari yang lalu.

Baca juga: Heboh, Mayat Laki-laki Ditemukan di Kawasan Kampus ITB Jatinangor

Kasubag Humas Polres Sumedang AKP Dedi Juhana mengatakan, pihak keluarga telah melaporkan hilangnya Edward ke pihak kepolisian.

"Setelah kami selidiki, ciri-ciri mayat yang kami temukan sama dengan orang yang dilaporkan hilang sejak 4 hari lalu di Kota Bandung," ujar Dedi kepada Kompas.com di Mapolres Sumedang.

Dijelaskan Dedi, saat ditemukan tidak ada tanda-tanda bekas penganiayaan di tubuh korban.

Berdasarkan keterangan keluarga, kata Dedi, Edward mengalami gangguan kejiwaan akibat kecanduan game online dan masih dalam tahap perawatan di Rumah Sakit Jiwa di Bogor.

"Kata keluarga korban kecanduan game online. Pada tubuh korban juga tidak ditemukan luka bekas penganiayaan," tutur Dedi.

Baca juga: Kisah Perjuangan Reza, Anak Sopir Lulus ITB IPK 3,98

Korban ditemukan tewas mengambang di danau ITB pada Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIB.

Edward pertama kali ditemukan Dio Pebriansyah (21), mahasiswa Fakultas SITH ITB Jatinangor.

"Mayat korban ditemukan mengambang oleh salah seorang mahasiswa ITB saat ia tengah joging di sekitar danau," kata dia.

Baca juga: Pencarian Guru Tenggelam di Asmat, Papua, Diperluas

Setelah ditemukan, pihaknya membawa jenazah ke RS Sartika Asih keperluan otopsi.

"Setelah kami jelaskan bahwa tidak ditemukan bekas luka pada tubuh korban dan tidak adanya tanda-tanda mengarah korban tewas akibat tindak kejahatan, pihak keluarga menolak diotopsi dan menganggap ini sebagai takdir," tutur Dedi.

Meski keluarga menolak diotopsi, pihaknya tetap melakukan penyelidikan.

"Penyelidikan khususnya dilakukan untuk memastikan penyebab hingga korban meninggal di lokasi kejadian," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com