Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangunan Megah Banyak Masalah, Begini Duduk Perkara Polemik Stadion GBLA

Kompas.com - 10/01/2020, 06:04 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Jika melihat kesiapan sarana dan prasarana, Marlan optimistis SJH jadi salah satu venue terpilih merujuk kondisi rumput yang sudah berstandar internasional serta ditunjang fasilitas jalan tol.

"Kalau melihat kondisi lapang rumput dan pengalaman penyelenggaraan event internasional kita sudah punya lah. Mudah-mudahan bisa ditunjuk jadi salah satu venue dari enam itu," ungkapnya.

Baca juga: Anggota DPR Anggap Sudah Saatnya Stadion GBLA Dikelola Persib Bandung

Adapun masalah keinginan Persib menggunakan SJH, Marlan enggan memberi jaminan. Sebab, penetapan venue Piala Dunia U-20 menjadi keputusan pemerintah pusat.

Keinginan Persib kembali berkandang di SJH serta event Piala Dunia U-20 sama-sama memiliki dampak positif bagi masyarakat Kabupaten Bandung.

Kehadiran Persib, kata Marlan, sangat berpengaruh pada peningkatan ekonomi kecil. Namun, menjadi saksi sejarah perhelatan Piala Dunia U-20 juga tak bisa dilewatkan begitu saja.

"Kemunginan itu masih bisa, tapi kalau nanti ada kebutuhan dari pusat ya lain cerita. Tapi kita belum tentu ditunjuk tapi mudah-mudahan jadi tuan rumah dengan fasilitas dan pengalaman di SJH," ungkapnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga membuka peluang jika manajemen Persib ingin mengelola SJH.

Kerja sama itu setidaknya bisa membuat tim berjuluk Maung Bandung itu tak kelimpungan mencari kandang.

Apalagi niatan Persib mengelola GBLA terganjal ragam persoalan yang tak kunjung selesai antara Pemkot Bandung dan kontraktor.

Ridwan Kamil siap turun tangan

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil siap turun tangan untuk mengurai benang kusut pengelolaan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Namun, karena keterbatasan kewenangan ia baru akan bertindak jika diminta langsung oleh Pemkot Bandung.

Hal itu dikatakan Emil menyikapi kondisi klub Persib Bandung yang terancam tak berkandang di Bandung pada Liga 1 2020 mendatang.

Baca juga: Meski Masih Bermasalah, Stadion GBLA Diusulkan Masuk Daftar Venue Piala Dunia U-20

 

Setelah GBLA berpolemik, tim berjuluk Maung Bandung juga diprediksi tak bisa menggunakan Stadion Si Jalak Harupat karena kemungkinan besar ditunjuk menjadi venue Piala Dunia U-20.

"Jadi khususnya GBLA kan wewenangnya ada di Pemkot, kalau saya diminta dengan senang hati saya carikan upaya. Tapi kelihatannya Pak Yana khususnya masih mencoba mengupayakan dengan cara beliau sendiri kira-kira begitu," ungkap Emil, sapaan akrabnya di Gedung Pakuan, Jalan Otista, Kota Bandung, Kamis (9/1/2020).

Jika upayanya terbatas kekhawatiran yang berpotensi bersinggungan dengan hukum, sambung Emil, ia menyarankan agar Pemkot Bandung meminta surat dari Bareskrim Mabes Polri agar aset itu bisa tetap digunakan tanpa menghambat proses penyelidikan.

Hal serupa juga pernah dilakukan saat GBLA digunakan sebagai venue pembukaan PON Jabar tahun 2016.

"Kalau saya sebenanrnya sederhana kalau alasan masih ada perkara yang dikhawatirkan jika ada sebuah keputusan tiba-tiba berisiko, lakukan seperti PON. Yaitu ada surat atau sebuah pernyataan dari Bareskrim bahwa kasus jalan terus tapi aset negara bisa dikelola, hanya itu saja. Kalau keluar pernyataan itu selesai," ungkap Emil.

Dengan begitu, lanjut Emil, segala aktivitas pengelolaan bisa tetap dilakukan agar Stadion GBLA tak terbengkalai.

"Jadi aset negaranya tidak terbengkalai, bisa dilaksanakan kegiatan pelelangan apa pun. Urusan hukum gak terganggu karena novum hukum sudah dikumpulkan, tidak perlu ada kunjungan. Ini gak bisa "dinanggungkan" seperti itu. Mudah-mudahan kalau pemkot mau, saya follow up," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com