Hasilnya, terbilang lumayan. Dalam 1,5 tahun ia mampu membeli mesin rakitan seharga Rp 16 juta. Investor pun ada yang tertarik pada usahanya.
“Kalau mesin yang baru Rp 200 jutaan, jadi saya beli yang rakitar Rp 16 juta. Investor pun tak bertahan lama. Mereka menarik uangnya,” imbuhnya.
Untuk memaksimalkan bisnisnya, ia membangun semacam grup. Di sana, ia mengedukasi para member.
Hal ini membuat konsumen selalu repeat order. Bahkan berbagai kebutuhan dipercayakan kepada KaryaQu.
Baca juga: Kisah Ridho, Perajin Eceng Gondok: Tembus Eropa hingga Omzet Rp 120 Juta Per Bulan
Tak hanya itu, ia aktif bersama komunitas dan berbagai elemen sosial di sekitarnya. Kini, memasuki semester akhir kuliahnya, ia terpilih menjadi CEO BIM (Business Initiative Movement).
BIM merupakan komunitas bisnis yang beranggotakan 1.300 enterpreneur digital dan non digital. Keanggotaan komunitas ini tersebar di 9 kota/kabupaten di Jawa Barat.
Menginjak bisnisnya yang ke 4,5 tahun, omzet Ridwan mencapai Rp 181 juta per bulan. Ia pun tengah membangun ruko untuk keluarganya.
“Alhamdulillah, sekarang saya dan kakak bisa membantu orangtua dan adik,” imbuhnya.
Founder BIM, Nur Islami Javad mengatakan, terpilihnya Ridwan bukan tanpa alasan. Saat ini, banyak anak muda yang bisa menghasilkan omzet miliaran dengan modal minim.
Mereka akan semakin kuat dan bertumbuh dengan saling support, bahkan ketika mereka jatuh.
Hal itulah yang dilakukan BIM dan Ridwan dinilai mampu memegang tongkat kepemimpinan BIM.
Baca juga: Cerita Winda Dirikan Usaha Minuman Ngocok Yuk, Berhenti Jadi Dosen hingga Raup Omzet Puluhan Juta
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.