Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Satia Putra, Bocah Obesitas dengan Berat 110 Kg Asal Karawang

Kompas.com - 30/09/2019, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Satia Putra, bocah obesitas degan berat 110 kg asal Karawang meninggal dunia, Sabtu (28/9/2019) sekitar pukul 21.00 WIB.

Pada awal Juli 2019 lalu, Kompas.com sempat menyambangi Satia salah satu warung di Pantai Tanjungbaru, Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kilo, Kabupaten Karawang.

Orangtua Satia bekerja di salah satu warung yang ada di sepanjang pantai tersebut.

"Wartawan ya," kata Satia menyapa Kompas.com dengan ceria.

Jarak Pantai Tanjungbaru sekitar 38 kilometer dari pusat kota Karawang atau satu jam enam menit jika ditempuh dengan sepeda motor.

Setelah menyapa Kompas.com, Satia merengek meminta makan pada Sarli, ayahnya. Lalu dengan lahap Satia menyantap sepiring nasi dan telur dadar.

Sarli bercerita dalam sehari, anaknya bisa enam kali makan.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Berat Badan Satia, Bocah Obesitas Asal Karawang, Semakin Bertambah

 

Jarang bermain dan tak bisa tidur terlentang

Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamakhsyari tengah merayu Satya agar mau diobservasi dokter RSUD Karawang, Rabu (3/7/2019)FARIDA Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamakhsyari tengah merayu Satya agar mau diobservasi dokter RSUD Karawang, Rabu (3/7/2019)
Kepada Kompas.com, kala itu Sarli berkata bahwa anaknya jarang bermain di luar rumah. Sehari-hari dia hanya nonton televisi di warung makan milik keluarganya yang ada di dekat pantai.

Satia hanya mau bermain saat pulang ke Kampung Cilempung, asal keluarga mereka yang padat penduduk.

Selain itu Satia tidak bisa tidur terlentang seperti anak-anak seusianya. Ia tidur dengan cara duduk dan punggungnya di ganjal bantal.

Baca juga: Satia, Bocah Obesitas dengan Berat 110 Kg Asal Karawang, Meninggal

Orangtua Satia, Sarli dan Komariah, kerap bingung melihat kondisi anak bungsunya.

Mereka belum berobat ke kota, namun sudah ada petugas kesehatan yang datang ke warung mereka.

"Sekitar tiga kali datang, tapi belum juga ada solusi," kata Sarli.

Sarli menyebut berat badan anak bungsunya naik setelah disunat saat berumur tiga tahun. Kian hari, nafsu makan bocah itu kian naik.

"Terakhir ditimbang sekitar 97 kilogram," kata Sarli.

Baca juga: Orangtua Berharap Satia Diberi Obat Penurun Nafsu Makan

 

Dibawa ke RSUD Karawang

Satia Putra, bocah tujuh tahun dengan berat 97 kilogram asal Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang tengah menonton televisi, Senin (1/7/2019).

KOMPAS.com/FARIDA Satia Putra, bocah tujuh tahun dengan berat 97 kilogram asal Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang tengah menonton televisi, Senin (1/7/2019).
Rabu (3/7/2019), Satia Putra dibawa ke RSUD Karawang.

Satia sempat tidak mau turun dari ambulans. Oleh petugas puskesmas, Satia dirayu dengan dibelikan mainan beko remot keinginannya.

Bahkan, Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamasyari atau Jimmy ikut merayunya dengan memberikan uang sebesar Rp 1.000.000.

"Satia nanti diperiksa ya, dokternya baik," kata Jimmy.

Setelah diperiksa diketahui bobot tubuh Satia bertambah dari 97 kg menjadi 101 kg.

Setelah diobservasi, secara garis besar Satia hanya mengalami obesitas karena pola makan yang tidak wajar.

Baca juga: Ditimbang, Berat Badan Satia Bocah Obesitas Asal Karawang Naik Jadi 101 Kg

"Hasil awal hanya mengalami kegemukan. Tensi dan lainnya wajar," katanya.

Untuk menjalani pemeriksaan secara menyeluruh dan lengkap, Satia rencananya bakal dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

"Kalau sudah siap dirujuk ke RSHS Bandung, menunggu dia (Satia) siap dan tenang," katanya.

Sementara itu terkait rumor nafsu makan meningkat setelah sunat yang disebut sebagai penyebab bertambahnya bobot tubuh Satia, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Nurdin Hidayat mengatakan rumor tersebut belum terbukti secara ilmiah.

"Belum pernah ada penelitian dan literatur yang menyatakan seperti itu. Secara medis belum ada yang menyimpulkan akibat disunat menyebabkan kegemukan," kata Nurdin yang juga dokter kepada Kompas.com, Selasa (2/7/2019).

Baca juga: Satia, Bocah Obesitas Asal Karawang Akan Jalani Pemeriksaan di Rumah Sakit

Nurdin mengatakan, berdasarkan laporan paramedis puskesmas yang memeriksa Satia Putra (7), bocah obesitas asal Karawang itu mengalami kegemukan karena pola makan yang berlebihan.

Bocah itu juga jarang gerak.

"Gaya hidupnya harus dibimbing dan diarahkan," kata Nurdin.

Komariah (40), ibu Satia Putra, bocah berbobot 101 kilogram berharap dokter memberi anaknya obat penurun nafsu makan karena nafsu makan anaknya terbilang tinggi.

Dalam sehari, Satia makan enam hingga tujuh kali. Belum lagi cemilan yang masih tergolong makanan berat, seperti bakso dan ayam tepung.

Baca juga: 5 Fakta Satia Bocah Asal Karawang dengan Berat Badan 97 Kg, Makan 6 Kali Sehari, Berharap Dijenguk Bupati

Komariah mengaku kesulitan mengerem pola makan tak wajar putranya itu.

"Barangkali kalau dikasih obat mah saya bisa sedikit-sedikit mengatur," kata Komariah, Kamis (4/7/2019).

Setelah observasi, Satia sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani observasi oleh dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Rabu (3/7/2019).

Baca juga: Satia, Bocah 97 Kg Asal Karawang Berharap Dijenguk Bupati

 

Sebelum meninggal, berat badan Satia bertambah

Satia Putra, bocah tujuh tahun dengan berat 97 kilogram asal Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang bersama ayahnya, Sarli, Senin (1/7/2019).KOMPAS.com/FARIDA Satia Putra, bocah tujuh tahun dengan berat 97 kilogram asal Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang bersama ayahnya, Sarli, Senin (1/7/2019).
Satia Putra, bocah berumur tujuh tahun dengan berat badan 110 kg meninggal dunia, Sabtu (28/9/2019).

Sebelum meninggal, Satia sempat dirawat di puskesmas karena batuk dan sesak nafas.

Oleh dokter, Satia disarankan dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Kepadanya, kata Sarli, Satia mengadu kesakitan.

"Pak saya nggak kuat, soalnya sakit banget," kata Sarli menirukan perkataan Satia.

Padahal pada Sabtu (28/9/2019) sekitar pukul 12.00 WIB, Satia masih bermain, memboncengnya naik motor. Ia pun memperingatkannya untuk tak banyak bermain.

Baca juga: Satia, Bocah 97 Kg Asal Karawang: Makan 6 Kali Sehari dan Tak Bisa Tidur Terlentang

"Sekali lagi, Pah," ucap Sarli menirukan Satia. Mereka berdua kemudian pulang.

Di rumah, Satia merengek meminta dibelikan mainan.

"Dia bilang, Pah beli mainan yuk," katanya.

Sementara itu Komariah menyebut berat badan putranya naik dari 105 kilogram menjadi 110 kilogram.

"Naik lima kilogram," katanya.

Terakhir diperiksa kesehatan, Satia menderita asma dan tidak terdeteksi penyakit lain.

SUMBER: KOMPAS.com (Farida Farhan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com