Salin Artikel

Mengenang Satia Putra, Bocah Obesitas dengan Berat 110 Kg Asal Karawang

Pada awal Juli 2019 lalu, Kompas.com sempat menyambangi Satia salah satu warung di Pantai Tanjungbaru, Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kilo, Kabupaten Karawang.

Orangtua Satia bekerja di salah satu warung yang ada di sepanjang pantai tersebut.

"Wartawan ya," kata Satia menyapa Kompas.com dengan ceria.

Jarak Pantai Tanjungbaru sekitar 38 kilometer dari pusat kota Karawang atau satu jam enam menit jika ditempuh dengan sepeda motor.

Setelah menyapa Kompas.com, Satia merengek meminta makan pada Sarli, ayahnya. Lalu dengan lahap Satia menyantap sepiring nasi dan telur dadar.

Sarli bercerita dalam sehari, anaknya bisa enam kali makan.

Satia hanya mau bermain saat pulang ke Kampung Cilempung, asal keluarga mereka yang padat penduduk.

Selain itu Satia tidak bisa tidur terlentang seperti anak-anak seusianya. Ia tidur dengan cara duduk dan punggungnya di ganjal bantal.

Orangtua Satia, Sarli dan Komariah, kerap bingung melihat kondisi anak bungsunya.

Mereka belum berobat ke kota, namun sudah ada petugas kesehatan yang datang ke warung mereka.

"Sekitar tiga kali datang, tapi belum juga ada solusi," kata Sarli.

Sarli menyebut berat badan anak bungsunya naik setelah disunat saat berumur tiga tahun. Kian hari, nafsu makan bocah itu kian naik.

"Terakhir ditimbang sekitar 97 kilogram," kata Sarli.

Satia sempat tidak mau turun dari ambulans. Oleh petugas puskesmas, Satia dirayu dengan dibelikan mainan beko remot keinginannya.

Bahkan, Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamasyari atau Jimmy ikut merayunya dengan memberikan uang sebesar Rp 1.000.000.

"Satia nanti diperiksa ya, dokternya baik," kata Jimmy.

Setelah diperiksa diketahui bobot tubuh Satia bertambah dari 97 kg menjadi 101 kg.

Setelah diobservasi, secara garis besar Satia hanya mengalami obesitas karena pola makan yang tidak wajar.

"Hasil awal hanya mengalami kegemukan. Tensi dan lainnya wajar," katanya.

Untuk menjalani pemeriksaan secara menyeluruh dan lengkap, Satia rencananya bakal dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

"Kalau sudah siap dirujuk ke RSHS Bandung, menunggu dia (Satia) siap dan tenang," katanya.

Sementara itu terkait rumor nafsu makan meningkat setelah sunat yang disebut sebagai penyebab bertambahnya bobot tubuh Satia, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Nurdin Hidayat mengatakan rumor tersebut belum terbukti secara ilmiah.

"Belum pernah ada penelitian dan literatur yang menyatakan seperti itu. Secara medis belum ada yang menyimpulkan akibat disunat menyebabkan kegemukan," kata Nurdin yang juga dokter kepada Kompas.com, Selasa (2/7/2019).

Nurdin mengatakan, berdasarkan laporan paramedis puskesmas yang memeriksa Satia Putra (7), bocah obesitas asal Karawang itu mengalami kegemukan karena pola makan yang berlebihan.

Bocah itu juga jarang gerak.

"Gaya hidupnya harus dibimbing dan diarahkan," kata Nurdin.

Komariah (40), ibu Satia Putra, bocah berbobot 101 kilogram berharap dokter memberi anaknya obat penurun nafsu makan karena nafsu makan anaknya terbilang tinggi.

Dalam sehari, Satia makan enam hingga tujuh kali. Belum lagi cemilan yang masih tergolong makanan berat, seperti bakso dan ayam tepung.

Komariah mengaku kesulitan mengerem pola makan tak wajar putranya itu.

"Barangkali kalau dikasih obat mah saya bisa sedikit-sedikit mengatur," kata Komariah, Kamis (4/7/2019).

Setelah observasi, Satia sudah diperbolehkan pulang setelah menjalani observasi oleh dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Rabu (3/7/2019).

 

Sebelum meninggal, Satia sempat dirawat di puskesmas karena batuk dan sesak nafas.

Oleh dokter, Satia disarankan dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Kepadanya, kata Sarli, Satia mengadu kesakitan.

"Pak saya nggak kuat, soalnya sakit banget," kata Sarli menirukan perkataan Satia.

Padahal pada Sabtu (28/9/2019) sekitar pukul 12.00 WIB, Satia masih bermain, memboncengnya naik motor. Ia pun memperingatkannya untuk tak banyak bermain.

"Sekali lagi, Pah," ucap Sarli menirukan Satia. Mereka berdua kemudian pulang.

Di rumah, Satia merengek meminta dibelikan mainan.

"Dia bilang, Pah beli mainan yuk," katanya.

Sementara itu Komariah menyebut berat badan putranya naik dari 105 kilogram menjadi 110 kilogram.

"Naik lima kilogram," katanya.

Terakhir diperiksa kesehatan, Satia menderita asma dan tidak terdeteksi penyakit lain.

SUMBER: KOMPAS.com (Farida Farhan)

https://regional.kompas.com/read/2019/09/30/06360011/mengenang-satia-putra-bocah-obesitas-dengan-berat-110-kg-asal-karawang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke