Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Baru Negeri di Atas Awan, Ditutup Sementara hingga Pedagang Kantongi Jutaan Rupiah Per Hari

Kompas.com - 26/09/2019, 06:51 WIB
Candra Setia Budi

Editor

Dalam rapat tersebut juga melibatkan kepala desa setempat.

"Mereka sudah sepakat ditutup sementara. Mereka akan koordinasi dengan BUMDes dan Pokdarwis mengenai apa yang sudah kami sepakati," katanya.

Saat ditutup sementara, nantinya akses jalan ke Gunung Luhur juga akan ditutup. Kata Lili, ini untuk mengantisipasi wisatawan yang tetap nekad untuk datang.

Untuk pencegahannya, akan ditempatkan petugas dari Polres Lebak.

Baca juga: Fakta di Balik Gubernur Banten Imbau Wisatawan Tak Datang ke Negeri di Atas Awan 3 Bulan Mendatang

3. Warga dirikan usaha di Gunung Luhur

Viralnya objek wisata negeri di atas awan Gunung Luhur juga berdampak pada ekonomi warga setempat. Mereka ramai - ramai mendirikan usaha di Gunung Luhur.

Kepala Desa Citorek Kidul, Narta atau Jaro Atok mengatakan, terdapat puluhan keluarga yang mendirikan berbagai macam usaha di Gunung Luhur, mulai dari berdagang hingga menyediakan akomodasi seperti tenda dan penginapan.

"Ada puluhan keluarga ikut andil, awalnya tidak punya mata pencaharian, seperti janda - janda tua, kita utamakan orang - orang seperti itu, Alhamdulillah kita rasakan peningkatan ekonomi," kata Jaro Atok kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (24/9/2019).

Baca juga: Pengunjung ke Negeri di Atas Awan Membludak, Gubernur Banten Instruksikan Bangun Beragam Fasilitas

4. Kantongi jutaan rupiah per hari

Ilustrasi uangSHUTTERSTOCK Ilustrasi uang

Dikatakan Jaro Atok, ramainya pengunjung sangat dirasakan para warga yang membuka usaha di Gunung Luhur, bahkan sambungnya, keuntungan Jika dihitung nilainya bisa mencapai jutaan rupiah per hari.

"Sekarang sangat terasa oleh warga, nilainya kalau diperkirakan bisa di atas UMK Kabupaten Lebak dalam satu hari di akhir pekan saat ramai," katanya.

Padahal, kata Jaro Atok, sebelumnya warga di desanya rata-rata adalah bermata pencaharian sebagai petani dan gurandil atau penambang emas di lahan sisa peninggalan PT Antam dengan penghasilan tidak menentu.

Baca juga: Pengunjung Membeludak, Pedagang di Negeri di Atas Awan Kantongi Jutaan Rupiah Per Hari

5. Berkah bagi masyarakat

Warung - warung dan penginapan bermunculan di negeri di atas awan sejak obyek wisata tersebut ramai dikunjungi wisatawan, Minggu (22/9/2019).KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Warung - warung dan penginapan bermunculan di negeri di atas awan sejak obyek wisata tersebut ramai dikunjungi wisatawan, Minggu (22/9/2019).

Ditambahkan Jarot, geliat ekonomi juga tidak hanya dirasakan oleh warga Citorek saja. Menurutnya, warga yang berada di jalur ke Gunung Luhur juga merasakan dampaknya dengan membuka usaha untuk kebutuhan wisatawan.

"Beberapa kepala desa cerita ke saya kalau warganya banyak yang buka usaha tempat istirahat dan warung di sepanjang jalur ke Gunung Luhur, mulai dari Cipanas hingga Citorek, Alhamdulillah banyak berkahnya," katanya.

Jaro Atok berharap, obyek wisata Gunung Luhur yang menyuguhkan panorama hamparan awan, bisa ditata lebih baik oleh untuk kebaikan bersama, terutama untuk akses jalan yang saat ini dikeluhkan oleh para wisatawan.

"Jalan sangat mendesak, kami berharap bisa segera diselesaikan. Kami juga ingin ada posko polisi, untuk kenyamanan dan keamanan, karena banyak pengunjung dikhawatirkan ada kriminalitas," kata dia.

Baca juga: Wisatawan Diimbau Tidak Datang ke Negeri di Atas Awan hingga 3 Bulan Mendatang

Sumber: KOMPAS.com (Acep Nazmudin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com