Edwin mengatakan, saat ini api di permukaan gambut sebagian besar. Akan tetapi, api yang ada di dalam gambut terus mengeluarkan asap pekat di lokasi.
Kabut asap juga menjadi salah satu kendala petugas memadamkan titik api.
"Kalau kebakaran gambut memang seperti ini. Asapnya banyak sekali. Tapi kami tetap berupaya memadamkan api bersama tim gabungan dari Manggala Agni Daops Pekanbaru, TNI, Polri, Satpol PP dan juga petugas damkar. Termasuk warga ikut membantu," kata Edwin.
Sementara itu, dia menambahkan, bagi masyarakat yang memiliki rumah di sekitar lokasi karhutla untuk dapat mengungsi ke tempat yang aman. Sebab, asap masih sangat pekat di permukiman warga.
Baca juga: Hilangkan Kabut Asap, BPBD Sumsel Akan Kembali Modifikasi Cuaca
Sebagaimana diketahui, akibat kebakaran hutan dan lahan yang terus terjadi, kabut asap sudah memasuki pekan kedua menyelimuti wilayah Riau.
Namun, Pemerintah Provinsi Riau menyebut bahwa kabut asap ini bukan hanya dari karhutla di Riau sendiri. Tetapi, juga asap kiriman dari karhutla di Jambi dan Sumsel.
Dampak kabut asap juga sudah banyak dirasakan warga, terlebih kualitas udara kini di level berbahaya.
Warga mengeluhkan sesak napas, batuk filek, demam, pusing, iritasi mata dan muntah-muntah.
Pemerintah setempa juga telah mengimbau masyarakat untuk dapat mengurangi aktivitas di luar rumah, untuk mencegah paparan asap.
Baca juga: Cerita Pengungsi Kabut Asap Pekanbaru: Pilih Mengungsi daripada Kena ISPA
UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk para korban kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Sumbangkan sedikit rezeki Anda untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama untuk pembelian masker dan kebutuhan lainnya yang perlu. Klik di sini untuk donasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.